Jakarta: Protection Associate UNHCR Indonesia Faisal Rahman menyebut para pengungsi Rohingya hanya melihat Aceh sebagai tempat transit sementara. Hal ini menjadi penyebab mereka kerap kabur dari tempat pengungsian.
Hal itu disampaikan Faisal menanggapi kaburnya 27 orang pengungsi Rohingya dari tempat penampungan sementara di Kompleks Kantor Bupati Aceh Barat, pada Sabtu, 1 Juni 2024 pagi.
"Kami menyayangkan mereka mengambil inisiatif sendiri meninggalkan penampungan yang sudah ada," ujar Faisal, Selasa, 4 Juni 2024.
Faisal menduga bahwa kepergian para pengungsi ini murni atas keinginan mereka sendiri. Diduga mereka ingin bertemu dengan keluarga di Malaysia, Medan, atau Pekanbaru.
Saat ini, UNHCR bekerja sama dengan pihak keamanan telah berupaya mencari keberadaan para pengungsi Rohingya tersebut. Mereka sudah menghubungi keluarga mereka yang terdata kontak. Namun belum berhasil.
Faisal menegaskan bahwa para pengungsi Rohingya memiliki hak untuk pergi dan bergerak ke tempat yang mereka inginkan. Sama seperti saat mereka berpindah dari Cox's Bazar ke Indonesia.
Walau mereka punya hak pindah, namun risiko tetap ada lantaran mereka bergerak bukan di negara mereka sendiri. Faisal berdalih sudah mengingatkan para pengungsi Rohingnya mengenai berbagai risiko yang dapat mengancam keselamatan mereka.
"Selalu mengingatkan risiko mereka alami. Baik untuk kerugian mereka sendiri dan masalah lain. Contohnya, dimanfaatkan orang yang tidak dikenal," ucapnya.