BP2MI Gelar Tes Keahlian CPMI Program G to G ke Korsel

14 May 2024 21:45

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar tes keahlian atau skill test bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI) program goverment to goverment (G to G) ke Korea Selatan di Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan ini diikuti lebih dari 4.000 peserta dari berbagai daerah.

Tingginya minat untuk meraih mimpi untuk bekerja di Korea Selatan tergambar dari banyaknya pendaftar di tahun 2024 yang menembus 62.930 calon pekerja migran Indonesia. Mereka terdiri dari 46.408 sektor manufaktur, 6.299 sektor perikanan, 1.038 sektor shipbuilding, 342 sektor servis 1, dan 8.843 sektor servis 2.

Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2023 yang diikuti 35 ribu pendaftar calon pekerja migran Indonesia. Sebanyak 4.640 peserta skill tes sektor perikanan di Semarang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta antusias mengikuti tahapan tes yang dilaksanakan tim HRD Korea Selatan. Skill tes ini diikuti kelompok umur anak muda berusia 30 - 39 tahun.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan peluang kerja bagi pekerja migran Indonesia ke Korea Selatan sangat ketat. Sebab, peminatnya cukup tinggi.

Kebutuhan tenaga kerja ke Korea Selatan difokuskan pada manufaktur dan perikanan. Sementara kuota yang tersedia untuk calon pekerja ke Korea Selatan hanya di angka 16 ribu - 18 ribu orang.

Tahun 2024 menjadi tahun yang spektakuler karena Korea Selatan menjadi idola bagi anak muda di Tanah Air untuk dapat bekerja di Negeri Ginseng ini. Benny berharap semuanya bisa mengikuti tes skill dengan baik dan lulus.

BP2MI menyambut peluang program G to G dengan Korea Selatan karena sangat melindungi pekerja asingnya dan tentunya gaji yang cukup tinggi. BP2MI juga tidak mau di negara tujuan yang perlindungan tenaga asingnya lemah dan sedang berkonflik.

"Peluangnya sangat ketat. Tapi tentu kita berharap mereka yang ikut tes skill ini lulus dan mereka menjadi anak bangsa yang memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri," ujar Benny.

Benny berharap ke depan kebijakan Korea agar pelaksanaan tes bisa dilaksanakan di setiap provinsi atau peregional, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas. Hal itu juga dilakukan agar anak-anak bangsa di belahan Timur Indonesia mendapatkan kesempatan bekerja yang sama.

Selain itu, negara tidak dianggap melakukan diskriminasi dalam hal memberikan kesempatan bekerja. Pasal 27 Konstitusi Negara tegas menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Sementara itu, pihak pemerintah Korea Selatan meminta standar tertentu bagi calon pekerja migrannya, seperti lulus skill tes dan tes bahasa yang didatangkan langsung dari Korea Selatan. 

Program G to G ini diselenggarakan BP2MI sangat profesional dan adil karena tak bisa ditervensi dari pihak manapun, termasuk pemerintah. Benny menjelaskan salah satu alasan pemilihan kerja sama government to government dalam pemenuhan tenaga kerja ke Korea Selatan yakni jaminan perlindungan pekerja asing di peraturan perundang-undangannya.

Benny menambahkan besaran gaji yang akan diterima cukup tinggi antara Rp23 juta sampai Rp30 juta. Dengan peluang lolos yang sangat ketat, calon pekerja yang lulus harus benar-benar memiliki kemampuan teknis dan bahasa yang disyaratkan.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani juga turut mengecek dan menjajal peralatan tes yang diujikan kepada ribuan calon pekerja migran ini. Ada lima pos skill tes seperti angkat beban dalam karung untuk calon pekerja di sektor perikanan dan manufaktur serta beberapa tes keahlian yang sudah disiapkan BP2MI dan dan tim HRD Korea Selatan sesuai standar kompetensi.

Tak hanya itu, Benny Rhamdani juga memberikan semangat dan motivasi kepada calon pekerja migran. Diharapkan para pekerja migran yang lolos dapat menjadi pekerja migran Indonesia yang berdaya saing dan berkualitas dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febriari)