Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menerima kunjungan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Gedung Putih pada Senin, 23 September 2024, waktu setempat. Kunjungan Mohammed bin Zayed ini berlangsung di tengah-tengah sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat.
Ini merupakan kunjungan pertama dari Presiden Uni Emirat Arab setelah UEA merdeka di tahun 1971. Selain bertemu dengan Presiden Biden, Syekh Mohammed juga dijadwalkan akan bertemu dengan Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Biden dan Syekh Mohammed akan membicarakan perkembangan kemungkinan gencatan senjata antara
Israel-Hamas, serta semakin memanasnya situasi di Timur Tengah usai saling serang antara Lebanon dan Israel. Saat ini, Uni Emirat Arab diharapkan bisa bertindak lebih aktif untuk menekan Israel agar gencatan senjata antara Hamas dan Israel bisa segera terwujud.
Teranyar, Israel meluncurkan rudal yang menghantam Lebanon Selatan, memecah keheningan dini, dan dilaporkan menewaskan 492 orang akibat serangan udara Israel. Israel mengatakan, pihaknya menargetkan senjata Hizbullah yang disembunyikan di gedung-gedung perumahan.
Ledakan itu terjadi saat Israel mengumumkan gelombang serangan baru terhadap kelompok yang didukung Iran di
Lebanon, memperingatkan warga sipil untuk melarikan diri dari gedung atau area mana pun tempat organisasi itu menempatkan senjata atau pejuang.
Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan 492 orang, termasuk 35 anak-anak dan 58 wanita, dan melukai 1.645 orang. The Associated Press melaporkan, Senin menandai hari paling mematikan dalam pertempuran antara Israel dan Hizbullah sejak 2006. Jumlah korban tewas juga melampaui kematian akibat ledakan tahun 2020 di Pelabuhan Beirut yang menewaskan hampir 200 orang, melukai ribuan orang, dan menghancurkan seluruh lingkungan di ibu kota Lebanon.