Perkembangan Terkini Situasi Perang Hamas-Israel

18 October 2023 17:45

Memasuki pekan kedua perang Hamas-Israel, perkembangan situasi di lapangan belum ada penurunan serangan Israel terhadap wilayah Gaza, Palestina. 

Untuk membumi-hanguskan Hamas, Israel meminta warga Gaza untuk mengungsi meninggalkan wilayah Gaza Utara dan Kota Gaza agar terhindar dari serangan udara dan kemungkinan serangan darat militer Israel. Meskipun Hamas minta warga Gaza untuk tidak patuhi imbauan Israel, namun warga Gaza banyak yang memutuskan untuk mengungsi ke selatan. 

Dari utara ke selatan Gaza terbentang sekitar 40 kilometer. Daerah padat penduduk dan pusat serangan Israel adalah di sekitar Gaza Utara dan Kota Gaza.

Israel minta warga untuk pergi dari utara ke selatan. Setidaknya jarak antara titik paling utara Gaza, yaitu Perbatasan Eres sampai ke titik aman yang diminta Israel yaitu Wadi adalah sekitar 17 kilometer. 

Perjalanan bisa memakan waktu berjam-jam dengan berjalan kaki. Inilah yang menyebabkan tidak semua orang bisa evakuasi tepat waktu, terutama yang sedang dalam perawatan atau yang membawa anak-anak.

Di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara, banyak juga yang tidak bisa mengungsi karena pasien-pasien yang bergantung dengan peralatan perawatan. Kemudian, di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, mereka harus mengubur jenazah secara massal karena kamar jenazah juga sudah kewalahan kedatangan korban meninggal terus menerus.

Area yang diminta evakuasi oleh Israel ini terdapat 11 rumah sakit. Tiga lokasi perwakilan PBB dan dua kamp pengungsian warga Gaza. Meskipun di selatan juga terdapat rumah sakit, namun infrastruktur pendukung pengungsi lebih terkonsentrasi di Kota Gaza.

Dari sisi Israel, militer juga tengah bersiap untuk menggunakan segala kekuatan untuk menggempur Hamas, sebagai balasan terhadap serangan Hamas ke warga Israel.

Israel sedang bersiap menggunakan serang darat, sehingga militer memerintahkan warga Israel untuk mengungsi. Hal ini untuk menghindari adanya serangan lanjutan dari Hamas, serta dampak dari pecahnya perang darat terbuka antara Hamas dan Israel.

Sambil menunggu waktu, Israel terus mengisolasi Gaza untuk menerima bantuan kemanusian dengan menutup semua perbatasan. Mesir pun sudah berkali-kali melobi Israel untuk membuka perbatasan di Rafah agar setidaknya bisa memasukkan bahan obat-obatan, makanan, air ataupun mengeluarkan warga asing yang masih terjebak di Gaza. 

Namun israel belum juga mengizinkan. Israel menyebut baru mau buka perbatasa jika Hamas membebaskan warga Israel yang disandera.

Diperkirakan rumah sakit-rumah sakit di Gaza akan kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan generator listrik dalam dua hari.

Data per 16 Oktober 2023, Menteri Kesehatan Gaza menyebut warga yang meninggal mencapai 2.670 orang. Sebanyak 9.600 orang terluka.

Sedangkan pihak Israel melaporkan 1.400 orang Israel tewas. Sebanyak 155 orang termasuk anak-anak disandera Hamas dan disekap di Gaza.

Kedua belah pihak masih terus saling serang tanpa memahami bahwa warga sipil lah korban utama dalam konflik ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)