Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah

Renggi Putrima • 8 June 2024 11:20

Jemaah haji Indonesia akan mulai bergerak menuju Arafah pada Jumat, 14 Juni 2024. Sementara itu, layanan bus shalawat akan berhenti beroperasi sementara pada Selasa, 5 Zulhijah.

Operasional bus shalawat akan dihentikan sementara waktu tepatnya pada Selasa, 11 Juni 2024 atau 5 Zulhijah 1445 hijriah. Alasan diberhentikannya sementara operasional bus shalawat ini karena seluruh armada bus shalawat akan difokuskan untuk melayani jemaah haji Indonesia di Armuzna atau di Arafah Muzdalifah dan juga Mina

Selain untuk melayani jemaah haji di Armuzna, dihentikannya operasional sementara bus shalawat juga untuk memberikan jeda atau waktu istirahat kepada jemaah haji Indonesia yang selama ini sering kali beribadah ke Masjidil Haram dengan menggunakan bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam.

Ada 450 Armada bus shalawat yang selama ini mengantarkan jemaah haji Indonesia dari pemondokan dan hotel menuju Masjidil Haram begitu juga sebaliknya dan melewati sejumlah atau melewati 22 rute pemondokan ataupun tempat jemaah Indonesia menginap.

Dihentikannya sementara ini diharapkan jemaah Indonesia dapat menyiapkan fisik dan kesehatan mereka untuk beribadah di pemondokan atau di masjid sekitar Hotel saja.

Selanjutnya, skema pergerakan jemaah Indonesia menuju Arafah akan mulai dilakukan pada 14 Juni 2024. Sebelum menuju ke Arafah, jemaah Haji Indonesia akan dipindai melalui barcode pada smartcard yang telah dimiliki masing-masing jemaah. Setelah melewati proses pemindaian, baru mereka akan menaiki bus dan menuju Arafah.

Nantinya Bus menuju Arafah yang mengangkut jemaah haji akan disegel. Segel bus baru akan dibuka ketika sampai di Arafah oleh maktab atau pihak ketiga yang sudah diberikan kewenangan dari otoritas Saudi.

Tahun ini ada 73 maktab yang siap melayani jemaah haji Indonesia mengikuti puncak ibadah haji. Diharapkan dengan skema penggunaan smartcard ini dapat menekan dan mengantisipasi masuknya haji ilegal ataupun mereka yang berhaji tanpa sepakat.

Untuk jemaah haji lansia juga disiapkan rukshah atau kemudahan-kemudahan. Seperti dalam proses melempar jumroh dan tawafifadhah. Jemaah haji lansia dapat diwakilkan orang lain dalam melempar jumroh. Itu bisa dlakukan jika memang kesehatan mereka tidak mendukung. Selain itu untuk tawafifadhah juga bisa menggunakan kursi roda maupun skuter.
 

Baca: Pembimbing Ibadah Haji Sosialisasikan Kemudahan Berhaji Bagi Lansia

Skema murur juga terus-menerus disosialisasikan. Nantinya sebagian jemaah haji Indonesia tidak akan semuanya menginap atau mabit di Muzdalifah melainkan hanya melintasi Muzdalifah saja mengingat tempat di Muzdalifah yang tidak tidak lagi cukup untuk menampung jemaah haji dari seluruh negara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)