Narasi Timpang IKN vs SD Inpres

16 June 2023 22:17

Sebagai sebuah wacana saja, penggunaan tenaga kerja asing sebagai tenaga pengawas proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang secara ngotot diinisiasi Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, sebetulnya sudah tak elok. Sebab, wacana ini memperlihatkan bahwa pemerintah seakan tidak percaya dengan kemampuan dan keahlian rakyatnya sendiri.

Nah, kini lebih parah lagi karena wacana itu rupanya dapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo. Presiden setuju penggunaan tenaga kerja asing sebagai pengawas pada proyek IKN Nusantara demi menjamin kualitas. Ia bahkan melontarkan perbandingan yang amat tidak sebanding ketika ia mengatakan tidak ingin kualitas proyek IKN nanti seperti kualitas SD Inpres. 

Sungguh aneh membandingkan dua hal yang sejatinya, mungkin bisa dikatakan 'berbeda alam' hanya demi membenarkan sebuah rencana yang justru menihilkan kemampuan bangsa sendiri. Kalau pun mungkin banyak bangunan SD Inpres, ketika itu, banyak yang kualitasnya di bawah standar, itu bukan karena ketidakmampuan tenaga kerja kita untuk membangun, melainkan karena anggarannya memang tidak besar. 

Kok, tiba-tiba jadi menyamakan kerja membangun SD Inpres dengan IKN, apa relevansinya? Yang relevan, mestinya Jokowi membandingkan kemampuan tenaga kerja asing dengan tenaga kerja domestik. Apakah betul ada gap keahlian yang teramat jauh di antara keduanya, sampai pemimpin negara pun tidak mau mempercayakan pengawasan proyek IKN kepada orang sendiri?

Lagi pula, kalau Presiden tidak percaya dengan kemampuan warganya, bukankah itu menjadi pengakuan bahwa dia gagal membangun mutu sumber saya manusia (SDM), kualitas anak bangsa ini? Bukankah Jokowi sendiri yang dulu gembar-gembor mencanangkan program pembangunan SDM di era kepresidenan dia jilid dua ini? Mana hasilnya kalau untuk tenaga pengawas proyek saja masih membutuhkan tenaga asing?

Kalau begitu, bolehlah publik menduga-duga bahwa yang dikatakan Jokowi, dahulu, hanyalah janji-janji manis di awal masa jabatan. Selanjutnya, mungkin ia lupa atau pura-pura lupa sehingga tak menjadikan pembangunan SDM sebagai fokus kerjanya. Pemerintah sibuk mengejar investasi, sibuk membangun infrastuktur, sibuk mengungkit angka pertumbuhan ekonomi itu baik, tapi semestinya semua itu juga dibarengi dengan program pembangunan SDM yang mumpuni. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Christine Sheptiany)