Bedah Editorial MI: Curhat Dahulu Pidato Kenegaraan Kemudian

16 August 2023 23:00

Presiden Joko Widodo tak menyia-nyiakan momen sangat penting nan spesial, yakni pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/08).

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan curhat alias curahan hati tentang berbagai sebutan dan tudingan kepadanya yang selama ini beredar di masyarakat. Curhat Presiden Jokowi dalam forum terhormat itu sangat mengagetkan karena Jokowi seharusnya fokus kepada penyampaian laporan kemajuan yang dicapai pemerintah dan tantangan negeri ini menyongsong Indonesia Emas 2045. Selain itu, laporan kinerja lembaga-lembaga negara.

Curhat Jokowi itu terkesan mendegradasi pidato kenegaraan. Salah satunya adalah mantan Wali Kota Solo itu menepis sebutan pak lurah yang di kalangan partai politik merupakan hal yang lazim disampaikan dalam pembicaraan informal. Sebutan pak Lurah memang ditujukan kepada Jokowi sebagai sindiran. Tak heran, jika berkembang narasi "menunggu arahan pak lurah".

Dalam curhatnya Jokowi membantah cawe-cawe dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden. Pasalnya, mantan Gubernur DKI ini menyatakan bukan ketua umum partai politik. Menurutnya, pencapresan dan pencawapresan itu adalah ranah ketum parpol. "Saya bukan lurah. Saya adalah Presiden Republik Indonesia," tandasnya.

Jokowi tampaknya sulit menghapus sebutan pak lurah dan tudingan cawe-cawe dalam Pilpres 2024. Awalnya dalam berbagai kesempatan Jokowi blak- blakan menyatakan akan cawe-cawe dalam suksesi kepemimpinan nasional. Hal itu, kata Jokowi, dilakukan agar tidak ada riak-riak yang membahayakan kepentingan bangsa dan negara. Selain itu, lanjutnya, cawe-cawe dilakukan agar kandidat presiden dan wakil presiden yang terpilih bisa melanjutkan program kerjanya.

Seiring dengan pernyataan cawe-cawe itu, Jokowi juga diduga melakukan endorsement kepada bacapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam berbagai momen. Belakangan kode-kode untuk Prabowo lebih intensif, baik dalam pertemuan empat di Istana Negara dan berbagai kegiatan kenegaraan. Tak hanya itu, relawan pro Jokowi (Projo) juga terang-terangan mendukung mantan Danjen Kopassus itu sebagai capres 2024. Tak heran, bila elektabilitas Prabowo melesat belakangan ini.

Presiden Jokowi harus kembali ke jati dirinya sebagai negarawan. Belum terlambat Jokowi untuk mengayomi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang kelompok politik manapun. Bangsa Indonesia merindukan hadirnya sosok pengayom di tengah defisit kenegarawanan di republik ini. Karena itu, Jokowi perlu tampil di depan sebagai sosok yang memberikan keteladanan dalam berbangsa dan bernegara.

Presiden Jokowi tak perlu merisaukan siapapun yang terpilih dalam kontestasi Pilpres 2024. Rakyat sudah cerdas, mereka tahu siapa calon pemimpin yang harus mereka pilih guna membawa Indonesia maju, sejahtera, berkeadilan, dan disegani di tingkat global. Tenang saja pak lurah, oh maaf, pak Presiden.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)