Jagat maya diramaikan dengan video satir buatan Artificial Intelligence (AI) yang menyindir kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Tayangan ini merupakan bentuk kritik dari sudut pandang Tiongkok terhadap kebijakan ekonomi Trump.
Video tersebut menggambarkan Trump dan CEO Tesla, Elon Musk, bekerja sebagai buruh pabrik dengan suasana yang muram. Dalam video berdurasi pendek tersebut, keduanya terlihat sedang merakit perangkat elektronik hingga menjahit pakaian. Tayangan ini menjadi bentuk kritik soal rencananya memindahkan pabrik dari Tiongkok kembali ke AS.
Sindiran tersebut juga menyoroti kebijakan Trump yang mengenakan
tarif impor tinggi terhadap produk asal Tiongkok, bahkan mencapai 245 persen. Kebijakan ini dinilai sebagai bagian dari kampanye "
Make America Great Again" yang terus digaungkan Trump.
Hingga kini, Trump masih menunggu respons dari Presiden Tiongkok Xi Jinping terkait kemungkinan negosiasi tarif. Namun, Xi justru memilih melakukan lawatan diplomatik ke negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, dan
Kamboja. Merespons hal ini, Trump menyebut langkah Xi sebagai upaya untuk "membuat Amerika kacau".
Video ini menjadi sorotan publik karena dianggap menyoroti
ketegangan perdagangan antara dua negara adidaya tersebut dengan cara yang unik dan menghibur.
Sebelumnya, ketegangan tarif antara AS dan Tiongkok telah berlangsung cukup lama. Saat mulai menjabat pada Januari, Trump menetapkan tarif sebesar 20 persen terhadap produk asal Tiongkok. Kebijakan itu kemudian diperketat dengan peningkatan tarif menjadi 34 persen pada Rabu, 3 April 2025, bersamaan dengan pemberlakuan tarif baru terhadap puluhan
negara lain.
Menanggapi hal tersebut, Tiongkok memilih untuk membalas dengan memberlakukan
tarif serupa sebesar 34 persen terhadap barang dari AS, alih-alih menempuh jalur diplomasi seperti yang dipilih banyak negara lain. Sebagai balasan, Trump kembali menaikkan tarif terhadap Tiongkok hingga mencapai 50 persen, yang kemudian dibalas oleh Tiongkok dengan menaikkan tarif menjadi 84 persen .
Situasi pun semakin
memanas. Meskipun Trump menunda pemberlakuan tarif tambahan kepada sejumlah negara selama 90 hari sejak Rabu, 8 April 2025, namun pengecualian diberikan kepada Tiongkok.
Sebagai tanggapan,
pemerintah Tiongkok meningkatkan tarif terhadap AS hingga 125 persen. Tak tinggal diam, Trump membalas langkah tersebut dengan menaikkan tarif terhadap Tiongkok menjadi 245 persen baru-baru ini.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)