Rusia diguncang gempa pada Rabu, 30 Juli 2025 pada pukul 6.24 WIB. Menurut Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa di Kamchatka, Rusia pernah terjadi sekitar 75 tahun lalu dengan magnitudo 9 dan memicu tsunami hingga 18 meter. Gempa kemarin adalah perulangan gempa besar pertama pasca gempa pasca gempa megathrust di 1952.
Gempa Kamchatka dikategorikan sebagai gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kuril-Kamchatka.
Meskipun episentrum gempa jauh, tsunami yang dipicunya meluas di seluruh Samudra Pasifik, memicu peringatan tsunami di berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Alaska, Tiongkok, Kolombia, Ekuador, Hawaii, Filipina, dan Indonesia.
Dampaknya, Tsunami setinggi 3-5 meter dilaporkan menghantam wilayah pesisir Kamchatka, Rusia, dan mencapai 1,3 meter di Jepang serta 1,5-1,8 meter di Hawaii.
Juru bicara Kremlin, Dimitri Peskov telah mengonspirasi bahwa tidak ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan Manitodo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka. Pernyataan Peskov ini menekankan bahwa meskipun gempa sangat kuat, kesiapsiagaan dan langkah-langkah darurat yang cepat berhasil mencegah jatuhnya korban fatal.
Dampak Gempa Kamchatka bagi Indonesia
Tsunami bukan sekedar ombak besar, tapi gelombang berenergi besar yang menjalar ke seluruh dan kedalaman laut. Tsunami bisa menjalar ratusan bahkan ribuan kilometer. Transamudra Pasifik. Dan berbeda dengan gelombang laut, gelombang tsunami punya sifat fisik gelombang yang berenergi besar. Panjang gelombangnya sangat panjang dan kecepatannya sangat tinggi di laut dalam. Sehingga ancaman tsunami tidak bisa diabaikan.
Di Indonesia, BMKG menyatakan potensi tsunami di 10 daerah, terutama di wilayah timur bagian utara seperti Talaud, Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Sorong bagian Utara, Jayapura, dan Sarmi. Tsunami terdeteksi di Kabupaten Sarmi setinggi 20 sentimeter (cm) dan di Susapor setinggi 30 cm.
Apakah gempa di Rusia berkaitan dengan tektonik di Indonesia? Kepala BMKG mengatakan gempa di Rusia tidak terkait dengan zona tumbukan lempeng yang ada di Indonesia. Karena Lempeng Euroasia yang
ditumbuk oleh lempeng Indo-Australia ini megathrust.
BMKG dan Badan Informasi Geospasial mengintensifkan pengawasan ratusan alat deteksi tsunami termasuk Tsunami Gauge dan Tide Gauge untuk pemantauan real time. Alat ini membantu mengamati kemungkinan amplifikasi lokal yang dapat membuat gelombang menjadi lebih tinggi hingga 3-4 meter di area tertentu.
BNPB dan Basarnas juga menginstruksikan evakuasi memastikan jalur evakuasi aman dan mengedukasi masyarakat agar tetap tenang serta menjauhi pantai sampai peringatan dicabut.