1.200 Anggota Jamaah Islamiyah Berikrar Setia kepada NKRI

31 December 2024 16:55

Sebanyak 1.200 anggota Jemaah Islamiyah (JI) mendeklarasikan diri dan ikrar kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di hadapan sejumlah tokoh nasional RI pada Sabtu, 21 Desember 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 8.000 mantan anggota JI secara daring melalui Zoom.

Ini merupakan bagian dari rangkaian panjang upaya pendekatan humanis yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri dalam membangun kesadaran ideologis para anggota Jemaah Islamiyah. Pada deklarasi ini, Jemaah Islamiyah, organisasi yang telah berdiri sejak tahun 1993, secara resmi menyatakan pembubaran diri.

 

Kepala Badan Penanggulangan Ekstrimisme Teroris (BPET) MUI sekaligus Kaprodi Kajian Teror Universitas Indonesia (UI) Syauqillah mengapresisasi kinerja Densus 88 yang berhasil melakukan pendekatan anti-ekstrimisme kepada organisasi yang didirikan oleh Abdullah Sungkar, Abu Bakar Baasyir, serta para veteran Afghanistan itu.
 

Baca: 196 Tersangka Teroris Ditangkap, Kapolri: Hasilkan Zero Attack

 

“Untuk JI bisa saja berakhir, tapi yang lain kan masih ada simpatisan JAD. Perlu diingat dinamika politik timur tengah sedang bergejolak terutama di Suriah. Soal JI ini menurut saya apresiasi yang harus diberikan kepada aparat penegak hukum Densus 88 yang melakukan pendekatan terhadap mereka,” tutur Syauqillah.

 

Syauqillah menyebut pendekatan anti-ekstrimisme harus berkelanjutan. Hal ini karena para mantan kader JI itu bisa menghabiskan puluhan tahun hidup mereka dalam ideologi ekstrimisme.

 

“Ini harus berkelanjutan. Parameternya sudah terlihat yaitu merkea sudah bersedia membuka diri. Doktrinnya kan mereka orang-orang yang dulu terlibat di NII lalu kemudian masuk JI. Mereka mungkin menghabiskan 30 tahun hidup atau separuh hidupnya di JI. Kembalinya mereka ke NKRI adalaha sesuatu yang positif,” katanya.

 

“Terkait penyerahan alat, barang, dan senjata, kemudian para buron puluhan tahun yang akhirnya muncul ini menjadi suatu parameter yang baik,” ucapnya.

 

Sekretaris BPET MUI Najih Arromadoni menyebut peristiwa organiasasi terorisme yang membubarkan diri ini mungkin yang pertama kali terjadi di dunia. Organisasi terorisme acapkali dibubarkan terlebih dahulu oleh pemerintah. Dengan bubarnya JI ini, menandakan upaya pemerintah menanggulangi ekstrimisme membuahkan hasil.

 

“Ini memang jadi peristiwa bersejarah. Karena biasanya organisasi teror itu dibubarkan bukan membubarkan diri. Saya kira ini menjadi indikator kalau penanganan terorisme di Indonesia sudah sangat baik. Karena dengan pendekatan non represif dan tanpa penegakkan hukum, dapat dikatakan sangat humanis, penuh dialog menjadi sangat efektif,” kata Najih.

 

“Ini proses yang sangat panjang yang terjadi sejak bom Bali, mengingat JI ini adalah organisasi teror paling berbahaya di Asia Tenggara dalam 30 tahun terakhir,” jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)