6 February 2024 11:20
Seruan krisis demokrasi yang disuarakan guru besar sejumlah universitas dimaknai oleh calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan sebagai perlawanan atas tersumbatnya ekspresi bersuara dan sistem politik yang tidak berjalan.
"Ketika kampus-kampus itu menyuarakan pendapat itu artinya ada aspirasi yang kuat, yang mampet, yang tidak diutarakan di dalam channel-channel politik yang ada," kata Anies.
Di hadapan 10 ribuan orang yang menghadiri acara Desak Anies di Semarang, Jawa Tengah, Anies menyebut gerakan guru besar yang resah atas demokrasi dan persoalan netralitas presiden ditengarai terjadi lantaran sistem politik yang tidak berjalan semestinya.
"Kampus tidak berpolitik secara partisan. Kampus berpolitik secara kenegaraan, itu pegangan. Jadi ketika kampus mengungkapkan, jangan pernah tuduh partisan," ujarnya.
Akademisi yang pada hakikatnya fokus mendidik dan turun melihat fenomena di lapangan, kini terusik dan terdorong untuk meluruskan jalan demokrasi dan etika negarawan yang melenceng.
"Begitu sampai kepada urusan etika, urusan tata negara, mereka berpandangan sama. Jangan rendahkan proses demokrasi. Jangan rendahkan etika, karena itu prinsip yang harus dijunjung apapun afiliasi partai politiknya," tutup Anies.