Stimulus Ekonomi Semester II-2025 Dinilai Belum Cukup

4 September 2025 14:15

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menilai pada semester II-2025 masih akan dibayangi tekanan dari kondisi global sehingga stimulus pemerintah dinilai belum mencukupi. Persoalan domestik juga belum sepenuhnya diidentifikasi atau ditangani secara konkret oleh pemerintah.

"Kalau kita melihat kondisi di semester kedua tahun ini, sepertinya tekanan dari global masih tetap ada. Sementara permasalahan domestiknya belum teridentifikasi ataupun belum ditargetkan oleh pemerintah," kata Josua dalam tayangan Zona Bisnis, Metro TV, Kamis, 4 September 2025. 

Ia menyoroti belum optimalnya upaya penyerapan tenaga kerja dalam skala besar, meski sejumlah program seperti revitalisasi mesin produksi industri tekstil dinilai mampu mendorong produktivitas. Menurutnya, perbaikan belum sepenuhnya tercermin di lapangan.

"Pertanyaannya, apakah penyerapan tenaga kerja sudah mulai membaik? Karena kalau kita melihat realisasi di lapangan, tingkat pengangguran itu terus meningkat," ujarnya. 
 

Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Naik ke Level 51,5 pada Agustus 2025

Selain itu, Josua juga mengkritisi kebijakan dorongan pariwisata yang dinilai hanya menyasar kelompok menengah ke atas. Ia menilai belum ada langkah konkret untuk mengarahkan stimulus kepada kelompok rentan miskin yang justru lebih membutuhkan bantuan.

"Kita bicara spending untuk pariwisata, itu menyasar kelas menengah ke atas. Sementara pemerintah belum bicara cukup banyak untuk menyasar masyarakat rentan. Ini perlu dorongan dan stimulus yang lebih lanjut lagi," jelasnya.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Josua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada 2025 masih akan berada di bawah 5%. Ia menyebut stimulus yang sudah diumumkan oleh pemerintah belum cukup untuk mendorong percepatan pertumbuhan di semester II-2025. 

Sebelumnya, Pemerintah memutuskan bakal melanjutkan stimulus di sektor-sektor padat karya perhubungan dan di bidang pekerjaan umum. Upaya ini dilakukan untuk memompa laju pertumbuhan ekonomi di semester II tahun ini. 

Pemerintah juga menyiapkan stimulus untuk mendukung geliat ekonomi dalam momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) di penghujung tahun ini. Di akhir tahun nanti, pengambil kebijakan bakal meluncurkan program-program diskon guna meningkatkan gairah masyarakat untuk berbelanja. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)