Siti Yona Hukmana • 5 August 2025 09:15
Jakarta: Ketua Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina membantah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) membuat ijazah palsu di Pasar Pramuka, Salemba, Jakarta Pusat. Hal ini, ia sampaikan merespons informasi eks Badan Intelijen Negara (BIN). Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra soal banyaknya praktik pemalsuan dokumen di Pasar Pramuka beberapa tahun lalu.
Informasi itu disampaikan Sri Radjasa menanggapi isu ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka, yang diungkap Ketum Jaringan Aktivis Prodem, Beathor Suryadi. Relawan Jokowi, Silfester memastikan informasi dari Beathor tidak benar.
"Jadi itu nggak ada ya. Karena sebenarnya orang BIN itu mendapat data dari Beathor, Beathor ini yang saya suka katakan teman saya juga. Beathor akan melakukan apapun demi (uang)," kata Silfester di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 4 Agustus 2025.
Menurut Silfester, Politikus senior PDIP Beathor Suryadi sudah banyak melakukan kebohongan. Korbannya, kata Silfester, Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan lainnya.
Sebab, Silfester meyakini tidak masuk akal pemalsuan ijazah dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebelum Tahun 2005. Kemudian, dicetak ulang di Pasar Pramuka, menjelang pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Tahun 2012.
"Kenapa harus dipalsukan lagi tahin 2012. Jadi, kerjanya double, harusnya tinggal copy paste. Jadi, ini yang saya bilang masyarakat kita harus cerdas, kita jangan gampang dibohongin ya," ungkap Silfester.
Silfester memandang orang-orang yang bergerak menuding ijazah palsu Jokowi meniru gaya dedengkot Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Khozinudin. HTI, kata dia, ingin mendirikan negara khilafah di Tanah Air.
"Itu adalah motif mereka untuk mengadu domba bangsa kita. Jadi isu ijzah palsu dan pemakzulan ini tidak dan dasar hukum dan semuanya zonk atau nol," pungkas Silfester.
Silfester datang ke Polda Metro menghadiri panggilan pemeriksaan sebagai saksi. Selain dia, Polda Metro juga memeriksa tiga saksi lainnya, yakni Sekretaris Jenderal (Sekjen) Peradi Bersatu, Ade Darmawan; Wakil Ketua Peradi Bersatu, Lechumanan; dan Ketua Umum Peradi Bersatu Zevrijn Boy Kanu.