Melihat Perpaduan Budaya Jawa dan Tionghoa di Maha Vihara Mojopahit

Tamam Mubarok • 1 February 2025 15:38

Patung Buddha Tidur yang berada di Maha Vihara Mojopahit, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, merupakan patung buddha tidur terbesar di Indonesia. Kawasan ini memadukan budaya Jawa dan Tionghoa yang dikemas dalam ajaran Buddhist.

Patung Buddha Tidur atau Sleeping of Budha berada di dalam area Maha Vihara Mojopahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Patung ini menjadi yang terbesar ketiga di dunia setelah Thailand dan Nepal

Patung Buddha Tidur yang lebih dikenal sebagai Rupang Buddha adalah arca yang menggambarkan Buddha Gautama sedang berbaring menghadap sisi kanan. Sementara kepala patung bersandar di atas bantal disangga lengan kanannya.

Patung Buddha Tidur memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Patung ini dilengkapi dengan warna keemasan pada seluruh permukaannya. Di bawah rupang ini juga terdapat vihara untuk sembahyang oleh umat Buddha.

Pada dinding belakang bangunan utama juga terdapat relief-relief besar. Relief-relief ini menceritakan sang Buddha Gautama sedang mengamalkan ajarannya kala itu.
 

Baca juga: Menelusuri Jejak Akulturasi di Kelenteng Sam Poo Kong

Komplek Maha Vihara Majapahit memang difungsikan sebagai tempat ibadah umat Buddha. Namun tidak ada larangan untuk pengunjung yang beragama lain memasuki vihara ini dengan syarat tidak boleh berisik.

Selain Patung Buddha Tidur, Maha Vihara Mojopahit ini juga menarik untuk dikunjungi. Bangunan khas Jawa dengan atap joglo dan dinding dari relief batu pahat menjadikannya kental dengan beragam budaya.

Bahkan terdapat ruang yang terbuat dari batu pahat dengan tiga altar pemujaan, yaitu untuk hinayana, mahayana, dan tantrayana. Mayoritas penganutnya adalah etnis Tionghoa yang ada di Jawa Timur dan Indonesia lainnya.

Menjelang Imlek, banyak etnis Tionghoa yang menitipkan abu jenazah keluarganya di rumah kebahagiaan di komplek ini. Mereka berharap arwah keluarganya mendapatkan berkah. 

Romo Sariyono selaku Pandita Maha Vihara Mojopahit mengatakan tidak ada hubungan antara Buddha dan Imlek. Keduanya memiliki kalenderisasi sendiri. 

Di 2025, Waisak memiliki tahun 2569 Buddhist Era. Sedangkan Imlek 2576 adalah tahun baru bagi etnis Tionghoa.

Meski demikian, pihak Maha Vihara Mojopahit tetap merayakan tahun baru itu dengan memasang lampion dan identitas Tionghoa. Sebab, mayoritas pemeluk ajaran Buddha adalah etnis Tionghoa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)