Menerka Nasib Palestina Usai Sidang Umum PBB

Palestina menjadi isu utama di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Meski demikian, nasib negara Palestina belum mengalami perubahan. 

"Kalau saya lihat belum ada perubahan yang berarti, nasib bangsa Palestina yang itu dikemukakan oleh negara-negara Arab," kata Guru Besar Bidang Geopolitik Timur Tengah Siti Mutiah Setiawati dalam tayangan Metro Siang, Metro TV, Rabu, 24 September 2025. 

Siti menyebut negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hanya melontarkan kecaman terhadap tindakan Israel. Apalagi, Israel mulai menyerang Qatar, beberapa waktu lalu. 

"Kalau saya lihat itu baru berhenti pada kecaman. Jadi, sama dengan sebelumnya bagaimana tindakan berikutnya itu belum tampak yang menunjukkan step untuk terwujudnya negara Palestina merdeka," ujarnya. 

Menurut Siti, pengakuan Palestina sebagai negara berbeda dengan pengakuan kedaulatan Palestina. Ini merupakan langkah awal.

"Ketika kita Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu belum diakui sebagai negara masih membutuhkan pengakuan. Jadi, Palestina itu diakui sebagai negara pun belum, masih jauh. Nah, ini yang harus diupayakan oleh komunitas internasional seperti OKI," ungkapnya. 
 

Baca juga: Daftar 15 Negara Barat yang Akui Kemerdekaan Palestina

Sebelumnya, pengakuan dari Inggris, Australia, dan Kanada pada 21 September 2025 menjadi momentum penting dalam penguatan posisi diplomatik Palestina di forum internasional. Ketiga negara ini termasuk dalam gelombang baru negara-negara Barat yang menyatakan dukungan eksplisit terhadap kemerdekaan Palestina, menyusul lonjakan pengakuan dari negara-negara Eropa lainnya sejak 2024.

Pengakuan dari negara-negara Barat ini menandai perubahan penting dalam lanskap diplomasi global terkait isu Palestina. Dukungan yang semakin meluas ini diharapkan mampu membuka jalan bagi solusi damai yang adil dan berkelanjutan melalui pengakuan penuh terhadap negara Palestina yang merdeka dan berdaulat