Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (trading halt) pada sesi pertama hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari lima persen. Langkah ini diambil untuk meredam volatilitas pasar yang mengalami tekanan jual besar-besaran.
Pada pukul 13.43 WIB, IHSG tercatat turun 4,61 persen ke level 6.176. Sebelumnya, pada sesi pertama perdagangan, indeks sempat merosot hingga 6,12 persen, yang secara otomatis memicu penghentian sementara perdagangan selama 30 menit. Hingga pukul 13.49 WIB, indeks masih berada di zona merah, melemah sekitar 4 persen di level 6.200.
Penurunan tajam ini merupakan yang terbesar sejak 10 September 2020, bahkan lebih dalam dibandingkan saat pandemi
COVID-19. Tekanan jual di pasar saham didorong oleh kejatuhan sejumlah saham unggulan, terutama di sektor energi dan industri. Saham-saham yang paling berkontribusi terhadap penurunan IHSG antara lain:
- DCI Indonesia (DCII): 38,46 poin
- Barito Renewable Energy (BREN): 34,32 poin
- Chandra Asri Pacific (TPIA): 30,45 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI): 26,28 poin
- Bank Mandiri (BMRI): 25,17 poin
- Bank Central Asia (BBCA): 18 poin
Hingga berita ini diturunkan, BEI terus memantau kondisi
pasar untuk menentukan langkah selanjutnya.
Sementara itu, kunjungan Wakil Ketua DPR RI
Sufmi Dasco Ahmad dan beberapa anggota DPR ke lantai bursa berlangsung di tengah gejolak pasar, meski belum ada kepastian apakah kunjungan tersebut terkait langsung dengan situasi perdagangan hari ini.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)