20 April 2023 21:15
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan perbedaan penentuan 1 Syawal sudah berlangsung lama. Hingga kini, belum ada metode yang sama untuk menentukan 1 Syawal sehingga perbedaan yang ada tidak menjadi persoalan. Wapres meyakini sikap legowo dan toleransi sudah ada di masyarakat.
"Maka, yang ditempuh adalah adanya sikap bisa toleransi antara dua kelompok ini untuk masing-masing. Ya Lebaran sesuai dengan keyakinannya, dengan hitungannya. Jadi, bahasa Jawanya legowo," ujar Ma'ruf Amin.
Wapres mengemukakan penyebab perbedaan itu terletak pada metode penetapannya. Pemerintah, lanjut Wapres, menggunakan metode imkanur rukyah yang menggabungkan hisab dan rukya.
Sementara itu, sambung Wapres, Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal. Sehingga terdapat perbedaan dengan metode yang digunakan pemerintah.
"Asal wujud, asal ada saja. Walaupun setengah derajat, masuk. Nah, ini beda," sebut Wapres.
Wapres pun mengatakan, kondisi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal adalah hal biasa di Indonesia. Kondisi ini memang sempat memuncukkan konflik di tengah umat Islam pada awal mulanya, tetapi kemudian semua diupayakan untuk mengedepankan prinsip toleransi.