Cerita Korban Musala Ambruk: Bangunan Runtuh Saat Salat Rakaat Kedua

6 October 2025 13:14

Jakarta: Salah satu korban selamat dari musala ambruk, Nur Ahmad kini tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Ia menerangkan, saat kejadian ia sedang melakukan salat dan secara tiba-tiba bangunan runtuh dan menimpa dirinya.

“Saat itu saya sedang salat, lagi rakaat salat kedua, tiba-tiba gedung langsung runtuh dan tangan langsung kena” ujar Ahmad kepada awak media.

Kejadian runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Jawa Timur menimbulkan luka yang mendalam bagi setiap orang yang mengetahui. Segala proses evakuasi dari tim penyelamat dan dokter terus dilakukan hingga saat ini.

Di balik setiap perjuangan yang dilakukan, tentu terdapat satu hal yang menarik dan tidak diketahui semua orang. Yakni, penangan medis dan amputasi oleh dokter di dalam reruntuhan bangunan.

Hal ini terjadi dan dilakukan oleh tim medis dari RSUD Notopuro, Jawa Timur yakni dr. Larona Hydravianto, dr. Faruq, dr. Aaron Simatupang, serta empat perawat lainnya.

Mereka melakukan setiap evakuasi terhadap korban reruntuhan dan memberikan penanganan langsung di tempat dengan menggunakan alat medis yang terbatas. Kepada salah satu korban, dr. Larona Hydravianto yang menjadi ketua tim, langsung melakukan observasi dan memberikan infus kepada korban.
 

Baca: Santri Malang Korban Ponpes Al Khoziny Dapat Pendampingan Psikologis
 

Ia juga menjelaskan, pada saat situasi di lapangan, mereka langsung memberikan penanganan amputasi kepada salah satu korban yang lengan kirinya tertimpa beton bangunan. Proses tersebut dilakukannya bersama tim dengan waktu 10 menit.

“Saya waktu itu masuk ditemani satu perawat dan satu dari Basarnas. dan sempat pasang infus juga pada salah satu korban yang tertimpa beton. Melihat kondisi dan lengan kirinya tidak memungkinan dan harus cepat dievakuasi, dan berhubung kondisi korban semakin lemah, langsung kami melakukan tindakan medis live saving dengan amputasi” ungkap dr. Larona dikutip dari Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Senin, 6 Oktober 2025.

Dr. Aaron Simatupang yang turut terlibat dalam proses evakuasi reruntuhan juga mengatakan, bahwa tim dokter yang bertugas ini merupakan panggilan hati nurani untuk membantu korban, dan merasa senang menjadi salah satu bagian.

Terkini, kondisi kesehatan anggota tim pencarian dan pertolongan (SAR) yang terlibat dalam evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai menurun. Beberapa petugas dilaporkan terserang gatal-gatal dan iritasi kulit akibat paparan debu, lumpur, serta kurangnya perlindungan diri selama bertugas di lokasi bencana.

Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah menerima 55 kantong jenazah korban ambruknya musala di 
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, pukul 11.30 WIB, Senin, 6 Oktober 2025. Dari jumlah tersebut, lima kantong berisi bagian tubuh atau body part.

 

(Shandayu Ardyan Nitona Putrahia Zebua)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)