Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, kembali menegaskan bahwa prioritas utama Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam menghadapi banjir yang melanda wilayahnya beberapa hari terakhir adalah memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.
“Terhadap orang nomor satu, baru logistik pangan tidak boleh terlambat. Maka kalau ada yang terdampak lapor lurahnya supaya lurah lapor ke posko dan segera dikirim.” kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, dikutip dari tayangan Metro Pagi Primetime, Metro TV, Selasa, 4 November 2025.
Pemkot Semarang terus memprioritaskan penanganan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Semarang. Saat mendampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, meninjau kawasan Kaligawe pada Senin siang, Wali Kota Semarang mengatakan, selain optimalisasi pompa-pompa kecil untuk wilayah pemukiman, Pemkot Semarang juga fokus pada pemenuhan kebutuhan warga terdampak banjir.
“Yang kedua, pompa-pompa yang kecil-kecil ini kita konsentrasikan untuk di wilayah masyarakat, selebihnya sudah ditangani dengan baik,” ucapnya.
Sementara Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, bahwa penanganan banjir Semarang dilakukan secara terpadu sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Ia juga menyebut, kondisi banjir di kawasan timur Semarang jauh membaik dan diperkirakan akan surut dalam dua hingga tiga hari ke depan.
“Saya diperintahkan Bapak Presiden Prabowo untuk mengecek sampai sejauh mana langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh pemerintah pusat lewat Kementerian PU, BNPB, kemudian lembaga terkait dengan pemerintah provinsi. Dari hasil peninjauan alhamdulillah (banjir) ini sudah relatif membaik,” ucap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Agustina menyebut, penyebab utama lambatnya air yang surut di sejumlah titik disebabkan oleh gundukan tanah proyek sementara yang menutup aliran air menuju laut. Untuk itu, Pemkot Semarang bersama TNI,
BPBD, dan Pemprov Jawa Tengah melakukan manajemen pompa dan buka tutup saluran air, sehingga diharapkan banjir dapat surut lebih cepat.
Lebih lanjut Agustina menyebut, penanganan jangka panjang akan difokuskan pada pembangunan kolam retensi yang berfungsi ganda. Sehingga selain bisa menjadi
sumber air baku, kolam retensi nantinya juga dapat difungsikan menjadi air bersih pengganti dari air permukaan tanah yang selama ini digunakan oleh warga.