Polresta Banyuwangi Uraikan Kemacetan Panjang di Pelabuhan Ketapang

18 July 2025 18:59

Banyuwangi: Antrean truk ekspedisi masih terjadi di Dermaga LCM Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Bulusan pada Jumat, 18 Juli 2025, pagi. Personel dari Polresta Banyuwangi diterjunkan untuk mengurai kemacetan dan mengatur arus lalu lintas agar antrean tidak semakin parah.

Untuk mengurangi tekanan dan menjaga ketertiban, pihak ASDP bersama kepolisian melakukan pengantongan kendaraan di sejumlah titik, seperti Terminal Blambangan dan kawasan Pelabuhan Bulusan. Upaya ini dilakukan agar sopir tidak kelelahan dan menghindari potensi kericuhan akibat antrean panjang.

Sementara itu, hasil audit terbaru menemukan sejumlah komponen keselamatan pada kapal yang dinilai bermasalah. Temuan tersebut mencakup alat pemadam kebakaran yang tidak ditempatkan semestinya, pintu mesin kapal dengan karet kedap air aus dan tidak diganti, hingga minimnya tali pengikat kendaraan (lesing) di dalam kapal. Padahal, tali tersebut wajib untuk mengamankan truk saat menghadapi cuaca buruk di laut.

 

Baca Juga: Nelayan Temukan Satu Jenazah Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya

Sebelumnya, belasan kapal pengangkut kendaraan besar dihentikan operasionalnya usai audit setelah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Kemacetan parah terjadi menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Antrean panjang kendaraan truk ekspedisi yang hendak menyeberang ke Pulau Bali bahkan mencapai delapan kilometer.

Kericuhan sempat pecah di area Pelabuhan Tanjung Wangi. Sejumlah sopir truk emosi dan terlibat adu mulut dengan petugas keamanan pelabuhan, karena mengaku telah menunggu terlalu lama untuk bisa menyeberang. Beruntung, ketegangan berhasil diredam oleh sopir lainnya.

Pihak Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi menjelaskan bahwa antrean kendaraan terjadi karena adanya pemeriksaan kelaikan kapal pasca insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada 2 Juli lalu.

Audit yang dilakukan Kementerian Perhubungan menemukan 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) tidak laik layar dan dilarang beroperasi. Akibatnya, jumlah armada pengangkut truk besar menurun drastis, memicu antrean panjang kendaraan logistik yang hendak menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk.

“Hasil audit kapal LCT ada 15 unit yang kita hentikan sementara. Ini berdampak karena kapal-kapal itu yang biasa melayani kendaraan besar seperti truk tronton,” jelas perwakilan KSOP Tanjung Wangi Purgana dikutip dari Metro Hari Ini Metro TV pada Jumat, 18 Juli 2025.


(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)