15 July 2025 15:32
Kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto pada perayaan Bastille Day 14 Juli 2025 menandai semakin eratnya kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Prancis. Presiden Prabowo hadir sebagai tamu kehormatan dan mendapat sambutan khusus dari Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris.
“Makna strategisnya cukup mendalam bagi Indonesia, karena Prancis adalah negara utama di Uni Eropa sekaligus negara utama di NATO. Kita punya kerja sama pertahanan yang semakin erat, membeli berbagai peralatan militer dari Prancis, sekaligus menjadikan Prancis sebagai salah satu tujuan ekspor utama kita di Eropa,” ujar Guru Besar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan Aleksius Jemadu, dikutip dari Prioritas Indonesia Metro TV pada Selasa, 15 Juli 2025.
Menurutnya, di tengah tekanan tarif tinggi dari Amerika Serikat, Indonesia perlu mendiversifikasi pasar ekspor dan Prancis menjadi salah satu alternatif penting. Kerja sama Indonesia–Prancis juga sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, di mana Indonesia tetap membuka kemitraan strategis dengan berbagai negara.
“Prancis itu kekuatan utama di Eropa. Indonesia sendiri negara terbesar di Asia Tenggara dan pemain penting di kawasan Indo-Pasifik. Jadi kerja sama ini bisa berkembang lebih jauh. Kedua pemimpin negara menunjukkan komitmen kuat dan itu jelas bermanfaat bagi kepentingan nasional kedua negara,” ujar Aleksius Jemadu.
Baca Juga: Keanggotaan BRICS Memperkuat Posisi Indonesia dalam Kerja Sama Ekonomi Global |
Terkait kerja sama pertahanan, Aleksius menilai potensi penguatan kerja sama ini sangat besar. Dengan membeli alutsista dari Prancis, artinya bakal ada kebutuhan jangka panjang antara kedua negara.
Dia juga memetakan sejumlah peluang konkret kerja sama Indonesia–Prancis ke depan, khususnya untuk mengantisipasi ancaman tarif Presiden Trump. Terutama terkait tekstil. Menurutnya, Prancis bisa menjadi pasar pengganti Amerika.
“Prancis bisa jadi pasar pengganti. Industri farmasi dan kosmetik juga peluang besar. Itu semua konkret dan harus segera ditindaklanjuti, karena kita tidak bisa terlalu mengandalkan pasar Amerika lagi. Prancis dan pasar-pasar non-tradisional lainnya harus dimaksimalkan,” kata Aleksius.