351 Perwira Wisuda S1-S3, Kalemdiklat: Semoga Jadi Polisi Berintegritas

Siti Yona Hukmana • 17 June 2025 17:51

Jakarta: Sebanyak 351 perwira Polri melaksanakan wisuda S1, S2, dan S3 di Gedung Auditorium Mutiara STIK-PTIK Lemdiklat Polri, Jakarta. Ratusan perwira yang lulus itu diharapkan menjadi seorang polisi yang berintegritas.

Kegiatan wisuda perwira ini dihadiri Wakapolri Komjen Ahmad Dofiri dan Kepala Lembaga Pendidikan (Kalemdiklat) Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana. Kalemdiklat mengatakan ada sejumlah pesan yang disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada para perwira lewat Wakapolri, salah satunya harus menjadi polisi berintegritas.

"Tentu kalau disampaikan bahwa yang pertama, bagaimana kita semua punya integritas, tentu kita kembali kepada jati diri keutamaannya," kata Komjen Chryshnanda di Gedung Auditorium Mutiara STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Selasa, 17 Juni 2025.

Chryshnanda melanjutkan polisi itu harus bekerja melalui pemolisian untuk memahami, bukan minta dipahami. Melayani, bukan dilayani. Sehingga, kata dia, seven leadership akan menjadi model bagaimana menjadi orang-orang yang pembelajar, sehingga selalu tumbuh dan berkembang.

"Selalu bisa dinamis. Profesional, artinya ahli, berbasis ilmu kepolisian. Cerdas, artinya kreatif, inovatif. Bermoral, artinya kita semua belajar atas dasar kesadaran, tanggung, jawab, dan disiplin. Modern itu dinamis, bisa mengikuti atau setidak-tidaknya satu langkah lebih maju dari perubahan," ungkap jenderal polisi bintang tiga itu.

Komjen Chryshnanda menuturkan untuk menjadi polisi itu keutamaannya pada kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban. Dalam konteks itu, Korps Bhayangkara harus membangun sumber daya manusia yang mahir, terpuji, patuh hukum, dan unggul atau profesional, cerdas, bermoral, dan modern.
 

Baca Juga: Buka Kejuaraan Karate Piala Kapolri, Kabareskrim: Jaring Atlet Polri Terbaik

Sehingga, ke depan para perwira Polri bisa menjadi penjaga kehidupan, pembangun peradaban, dan pejuang kemanusiaan. Karena mau tidak mau, di era volatility, unpredictable, complexity, dan ambiguity, semua harus sadar bahwa sumber daya manusia adalah aset utama bangsa, termasuk aset utama Polri.

3 poin pembelajaran Perwira Polri di STIK-PTIK

Kalemdiklat Komjen Chryshnanda mengungkapkan ada tiga poin pembelajaran para perwira di STIK-PTIK Lemdiklat Polri. Pertama, dasar pendidikannya adalah Indonesia. Yakni, mengajarkan konteks kaitan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Kebhinekaan.

"Karena mau tidak mau, kita semua harus menjadi patron," katanya.

Kedua, menanamkan nilai-nilai kebhayangkaraan yang berkaitan dengan Tribrata, Catur Prasetya, kode etik, dan kaitan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Dalam poin kedua ini, juga mengajarkan konteks metodologi penelitian dan etika publik sebagai pembelajaran antikorupsi.

Kemudian pelajaran atau kurikulum pokok yang berbasis pada ilmu kepolisian. Seperti masalah sosial, khususnya yang berkaitan keteraturan sosial, penegakan hukum dan keadilan, konteks kejahatan, baik yang konvensional, kontemporari, ekstraordinary, transnasional, bahkan pada forensik kriminal, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, mengajarkan konteks yang berkaitan dengan administrasi kepolisian. Lalu, mempelajari model-model pemolisian seperti berbasis wilayah, yakni polda, polres, polsek, pospol, bhabinkamtimas. Termasuk di dalamnya, mempelajari berbasis fungsi, baik itu fungsi utama, fungsi pendukung, maupun fungsional.

Selain itu, juga mengembangkan pemolisian yang berbasis dampak masalah. Menurutnya, memang akar masalah bukan urusan kepolisian, tetapi ketika menjadi gangguan keteraturan sosial akan menjadi tugas dan tanggung jawab polisi.

"Seperti masalah ideologi, karena ada kebencian, ada konflik lain sebagainya. Masalah politik, polisi tidak berpolitik prastis, tapi ketika ada pemilu, ada lain sebagainya menjadi urusan kepolisian dan seterusnya," terang Kalemdiklat.

Poin ketiga, mengajarkan konteks kapita selekta yang berkaitan dengan isu-isu penting yang terjadi di masyarakat. Chryshnanda mengatakan pembelajaran di STIK-PTIK benar-benar mentransformasi, mengkaji, mengembangkan ilmu kepolisian agar para peserta didiknya mahir, terpuji patuh hukum, unggul, bisa menjadi polisi yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern.

"Sesuai harapan bisa menjadi penjaga kehidupan, pembangun peradaban, dan sekaligus mejuang kemanusiaan," pungkasnya.

Jangan lupa cek berita News Stream lainnya hanya di Metrotvnews.com.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Christian Duta Erlangga)