Seorang anak petani di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengembangkan alat perangkap hama otomatis. Dia adalah Ihsan Muchlis Amirudin yang mengembangkan alat bernama Klaper-X, sebuah produk perangkap hama otomatis yang mengandalkan tenaga surya.
Sistem kerja alat ini sangat sederhana, yaitu menarik perhatian hama serangga lewat pancaran sinar ultraviolet. Hama yang masuk perangkap akan terjebak di dalam wadah berisi cairan sabun. Secara perlahan, hama ini akan mati dengan sendirinya.
"Seperti namanya buat mengurangi serangan hama yang ada di tanaman. Jadi gunanya kita ada ultravioletnya juga nanti buat penarik si hamanya, kemudian di bawahnya ada nampan berisi air sabun buat perangkapnya. Kita juga menggunakan panel surya buat mengecas daya si alat tersebut dan sebagai saklar otomatis," kata Ihsan, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis, 2 Januari 2025.
Ihsan mengaku latar belakang orang tua menjadi awal dirinya mengembangkan Klaper-X. Pria berusia 20 tahun ini mengaku alat ini dibuat setelah dirinya melihat
serangan hama kian masif melanda lahan pertanian ayahnya pada 2019 silam.
"Banyak serangan hama yang menyerang di tanaman. Banyak tanaman itu yang gagal panen, jadi kan ada serangan ulat segala macam. Kebetulan saya pribadi backgroundnya dari SMK, dari teknik dan ada kenalan dari dinas pertanian, jadi saling membantu. Di situ muncul alat ini," jelas Ihsan.
Ihsan bercerita penggunaan insektisida sebagai pembasmi hama dinilai kurang efisien, terutama pada hal pembiayaan. Di sisi lain, insektisida juga tidak ramah lingkungan karena mengandung bahan-bahan kimia.
Persoalan tersebut membuat Ihsan yang saat itu masih berstatus pelajar di SMK kian resah. Dari keresahan itu, Ihsan mulai mencari ide untuk membuat perangkap hama yang murah, efektif serta ramah lingkungan.
Setelah melewati riset yang panjang, Ihsan mulai melakukan serangkaian uji coba untuk mengetahui efektivitas alat perangkap hama versinya. Uji coba ini meliputi pemilihan warna lampu, desain, hingga penggunaan panel surya sebagai sebagai sumber daya pengoperasian alat ini.
Ihsan akhirnya berhasil. Alat ini kemudian dipasang di lahan
pertanian ayahnya yang ternyata menarik perhatian petani lain.
Dari hasil karya ini, sejumlah petani di sekitar tempat tinggal Ihsan pun minta agar dibuatkan alat serupa. Bahkan, karya ini juga menarik perhatian Dinas Pertanian setempat hingga akhirnya membuka jalan bagi Ihsan memproduksi Klaper-X lebih banyak lagi.
Sejak saat itu, permintaan Klaper X terus berdatangan. Kini sudah lebih dari 2.000 Klaper-X terjual di sejumlah wilayah di Indonesia dengan melibatkan warga setempat.
Harga satu unit Klaper-X dibanderol sebesar Rp250 ribu. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan penggunaan insektisida yang bisa mencapai Rp250 ribu hingga Rp300 ribu untuk sekali penyemprotan.
"Awalnya kita tidak ada niatan untuk menjual tapi kita niat awalnya cuma membantu para petani untuk permasalahan serangan hama," ujar Ihsan.
Salah satu petani di Bugel, Sukarman mengaku sudah cukup lama memanfaatkan teknologi Klaper-X untuk penanggulangan hama tanaman. Menurutnya, alat ini berfungsi dengan baik.
"Sangat efektif sekali untuk mengatasi serangan hama ulat," ucap Sukarman.
Lewat karya ini, Ihsan juga berhasil menyabet sejumlah penghargaan di antaranya juara 1 dalam Kompetisi Inovasi Masyarakat yang dihelat Institut Teknologi Indonesia (2021), juara 1 Anugerah IPTEK Kreanova Menoreh ke-7 Pemkab Kulon Progo (2020), serta juara 3 Lomba Konten Kreatif Petani Milenial Dinas Pertanian dan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta (2022).