Presiden Iran, Ebrahim Raeisi mengusulkan pendirian pemerintahan secara demokratis dengan mendorong pemungutan suara oleh warga Palestina termasuk muslim, kristen dan yahudi, menyusul konflik terbaru di Gaza.
Hal ini disampaikan Raeisi setelah kembali ke Teheran, setelah mengikuti konferensi luar biasa negara-negara muslim di Riyadh yang membahas eskalasi serangan Israel ke Gaza.
Usulan presiden Iran tersebut menekankan inklusiitas dengan mendorong partisipasi dari berbagai kelompok agama dan etnis di antara penduduk Palestina. Sikap tersebut menunjukan perbedaan mencolok antara Iran dan Arab Saudi.
Seperti yang ditekankan selama pertemuan tersebut, Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman Alu Saud telah menegaskan dukungan negaranya untuk solusi dua negara dengan Yerusalem Timur.