Mikrotrans JakLingko Jadi Solusi Kemacetan Jakarta

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memiliki moda transportasi mikrotrans yang diberi nama JakLingko. Transportasi tersebut dibentuk untuk mengintegrasikan ke transportasi publik lainnya seperti MRT, LRT, bus Transjakarta hingga KRL. Selain itu, dengan tarif Rp0 alias gratis, moda transportasi ini juga menjadi salah satu solusi atas kemacetan di Jakarta.
 
Tidak hanya itu, angkutan umum ini juga ada yang ber-AC, namun juga ada yang tidak ber-AC. Supir JakLingko Muhammad Yusuf mengungkapkan kepuasannya terhadap sistem JakLingko.
 
“Kita ini jadi lebih mudah gitu karena kita difasilitasi segala apa bentuknya seperti tidak kita kejar restoran, kita tidak harus mencari penumpang. Jadi hanya penumpang-penumpang yang ada di titik-titik penentuan pengambilan penumpang. Jadi, enggak sembarangan,” kata Yusuf.
 
Kemudian, bagaimana pendapat soal JakLingko dari warga atau pengguna?. Melissa adalah salah satu pengguna layanan JakLingko. Menurutnya, supir Jaklingko umumnya ramah. Namun, tak jarang ia menjumpai supir yang ketus dan kebut-kebutan dalam berkendara.
 

Baca: Panjang Bertambah, Jakarta Susun Pembiayaan Giant Sea Wall

“Kadang-kadang ketemu sopirnya yang baik, ramah. Tapi kadang-kadang kalau yang ketemu yang jutek itu wah udah bawa mobilnya kebut kencang banget gitu kan,” tutur Melissa.
 
Perilaku pemudi mikrotrans akhir-akhir ini menjadi sorotan. Misalnya, insiden pada 9 Mei 2025 lalu, pengemudi Mikrotrans JakLingko menabrak sejumlah kendaraan di Cengkareng Timur karena melaju dengan kecepatan tinggi secara ugal-ugalan. Akibatnya seorang mengalami luka-luka dan telah mendapat perawatan.
 
Sehari setelah kejadian, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengatakan bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut penyebab kecelakaan itu dan akan mengevaluasi secara mendalam.
 
Sebulan berlalu, kabar penyelidikan insiden Jaklingko di Cengkareng Timur tersebut belum ada perkembangan. Tidak ada penetapan tersangka yang diumumkan kepada publik dalam kecelakaan tersebut.
 
Meski ada sorotan negatif, Pemerintah Provinsi Jakarta tetap memandang potensi strategis moda angkutan umum mikro ini. Teranyar, Gubernur Jakarta Pramono berencana untuk menambah rute Jaklingko ke daerah penyangga Jakarta.
 
“Kami memikirkan JakLingko itu nanti mungkin kalau tentunya para kepala daerah mau itu lebih banyak beroperasi di daerah-daerah penyangga dan kalau itu mungkin mudah-mudahan akan memudahkan orang untuk naik kendaraan umum,” kata Pramono.