Ini Makna dan Sejarah di Balik Peringatan Hari Kebaikan Sedunia

Zein Zahiratul Fauziyyah • 13 November 2025 11:48

Jakarta: Setiap 13 November, dunia berhenti sejenak untuk mengingat satu hal sederhana namun sangat berharga yaitu kebaikan. Hari Kebaikan Sedunia atau World Kindness Day menjadi momen refleksi global bahwa tindakan kecil seperti tersenyum, membantu sesama, atau memberi waktu untuk mendengarkan, bisa membawa perubahan besar bagi banyak orang.

Sejarah Hari Kebaikan Sedunia

Meskipun sering terdengar sepele, peringatan ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Gagasan tentang gerakan kebaikan lintas negara pertama kali muncul di Tokyo pada tahun 1997. Saat itu, berbagai organisasi kemanusiaan dari seluruh dunia bertemu dan menyepakati pentingnya membangun budaya empati yang universal. Dari sinilah lahir World Kindness Movement, sebuah wadah global yang mengusung nilai kebaikan sebagai kekuatan sosial yang menyatukan umat manusia.
 
Gerakan ini resmi menetapkan 13 November sebagai Hari Kebaikan Sedunia pada tahun 1998. Sejak saat itu, perayaan ini terus berkembang dan diikuti oleh puluhan negara, termasuk Jepang, Australia, Singapura, Inggris, dan Prancis. Bahkan, aksi simbolis seperti membagikan bunga, menulis pesan apresiasi, atau mengadakan kampanye anti-bullying menjadi bagian dari peringatan tahunan ini.

Menariknya, meski belum diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai hari libur internasional, World Kindness Day telah memperoleh dukungan luas dari masyarakat global dan sejumlah pemerintah daerah. Semangat yang diusungnya sederhana yaitu menjadikan kebaikan sebagai bahasa universal yang melampaui perbedaan ras, agama, maupun latar belakang sosial.

Kata “kindness” sendiri berasal dari bahasa Inggris Kuno “kyndnes,” yang berarti kesopanan atau keakraban. Makna ini menegaskan bahwa kebaikan bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang bagaimana manusia memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan empati.

Makna Hari Kebaikan Sedunia

Di era modern yang serba cepat dan sering kali penuh perdebatan, Hari Kebaikan Sedunia menjadi pengingat bahwa kemajuan sejati tidak diukur dari teknologi atau kekuasaan, melainkan dari seberapa besar kita mampu menjaga sisi kemanusiaan dalam diri kita.

Menyebarkan kebaikan tidak memerlukan panggung besar. Kadang, cukup dengan memberi tempat duduk, menahan amarah, atau memberi apresiasi sederhana. Kebaikan kecil, jika dilakukan bersama, bisa menjadi gelombang besar yang mengubah dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Zein Zahiratul Fauziyyah)