- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Belum Mendapat Listrik, Ratusan Warga Pagomogo NTT Sulit Beraktivitas
Nasional • 7 days agoRasio elektrifikasi yang didengungkan pemerintah sejak lama belum dirasakan warga pelosok desa, salah satunya di Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT. Ratusan warga belum mendapatkan aliran listrik sama sekali sehingga membuat para siswa tidak dapat belajar dengan maksimal.
Hamparan savana dengan pepohonan hijau yang eksotis dimiliki oleh Desa Pagomogo, NTT. Namun nasib warga dan para pelajar di kampung tersebut tidak seindah alamnya. Ketika gelap malam mulai menghampiri, hanya sedikit cahaya remang-remang dari bola lampu panel surya yang dayanya sudah mulai menurun.
Sejumlah siswa sekolah dasar bahkan harus belajar dengan menggunakan lampu pelita, akibat penerangan listrik mini dari panel surya telah kehabisan daya. Para siswa mengaku sangat kesulitan belajar menggunakan pelita, karena mata terasa sakit akibat asap. Alhasil, belajar pun menjadi kurang maksimal.
Tidak hanya para siswa, kesulitan juga dirasakan para orang tua. Sepulangnya dari ladang saat matahari terbenam mereka harus memasak dengan penerangan seadanya, selain itu warga yang bermatapencarian sebagai tukang kayu juga merasa kesulitan mengembangkan usaha mebel mereka.
Sebenarnya sejak 2013 usulan untuk mendapatkan listyrik sudah pernah diajukan warga, namun tidak menuai hasil. Ada sekitar 400 warga di 80 rumah yang hingga saat ini belum mendapatkan listrik. Mereka menggunakan lampu dari tenaga surya yang hanya bertahan dua jam ketika malam. Mereka mengaku, ada dua rumah warga lain yang sudah dapat teraliri listrik, yang lokasinya hanya berjarak 100 meter dari kampung mereka.
Para guru SD Inpres Tuanio juga mengaku kesulitan dalam proses belajar mengajar di sekolah, karena ketiadaan listrik. Mereka tidak bisa menggunakan alat pendukung seperti Lcd Proyektor maupun speaker, bahkan komputer dan laptop pun tidak bisa diisi dayanya.
Beberapa gedung sudah dipasangi kabel dan stop kontak untuk arus listrik, namun itu seolah hanya sekedar pemanis karena tidak dapat digunakan. Sebuah generator untuk pembangkit listrik yang dimiliki tidak berfungsi baik karena arus yang tidak stabil.
Untuk kebutuhan administrasi sekolah, para guru terpaksa harus pergi ke rumah salah satu warga yang mempunyai listrik dan membayar biaya sewa. Warga Kampung Tuanio berharap, wilayah mereka dapat segera teraliri listrik dari PLN demi menunjang aktivitas.