Ratusan warga Palestina kembali terpaksa meninggalkan wilayah Gaza akibat serangan udara beruntun yang dilancarkan Zionis Israel. Gelombang pengungsian besar-besaran terjadi pada Kamis 2 Oktober 2025, ketika otoritas setempat melaporkan sedikitnya 41 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.

Menurut catatan otoritas Gaza, sejak sebulan terakhir Israel terus menggencarkan serangan besar-besaran yang memicu krisis kemanusiaan akut. Akibatnya, lebih dari 400 ribu warga Palestina telah meninggalkan Kota Gaza menuju wilayah selatan yang dianggap lebih aman.

Sementara pada pagi hari di Gaza Utara, kepulan asap pekat terlihat akibat hantaman bom. Ribuan warga bergegas meninggalkan rumah mereka setelah Menteri Pertahanan Israel, pada Rabu lalu, memerintahkan evakuasi total. Ia bahkan menyebut, ini adalah kesempatan terakhir bagi warga Palestina untuk pergi, dan siapa pun yang tetap tinggal akan dianggap pendukung Hamas.

 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah menembus 66.200 jiwa, dengan hampir 170 ribu orang lainnya luka-luka. Separuh dari total korban tewas tersebut merupakan perempuan dan anak-anak. 

Kondisi ini memperburuk penderitaan rakyat Palestina yang juga menghadapi kelaparan dan keterbatasan pasokan medis. Lembaga kemanusiaan internasional menyebut situasi di Gaza saat ini sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern.

(Muhammad Fauzan)