Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza

15 October 2025 14:18

Gaza: Sejumlah truk pengangkut gula, tisu toilet, dan kebutuhan dasar lainnya mulai mengantre masuk ke kota Gaza, Palestina, pada Senin, 13 Oktober 2025. Sejumlah bantuan kemanusiaan mulai masuk sejak dimulainya genjatan senjata antara Israel dengan pejuang Hamas.

Puluhan truk tampak antre di perlintasan Kerem Shalom. Wilayah tersebut merupakan gerbang utama menuju Gaza

Meski bantuan sudah mulai masuk, namun proses inspeksi dan pengecekan barang cukup lama. Hal itu membuat bantuan terasa lambat untuk bisa menjangkau warga yang sangat membutuhkan. 

Menurut rekaman reporter stasiun televisi CMG, rute menuju ke titik transit penting ini melewati pangkalan militer Reim milik Israel

Sejumlah sumber yang enggan disebutkan identitasnya mengonfirmasi bahwa prosedur pemeriksaan sangat ketat. Butuh waktu lama untuk keluar dari pos pemeriksaan. 

Menurut rencana PBB, 170 ribu ton makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya harus memasuki Gaza dalam waktu 60 hari setelah genjatan senjata. 

Kantor media Pemerintah Palestina yang dikelola oleh Hamas di Gaza melaporkan, hingga 12 Oktober 2025, hanya 173 truk bantuan yang telah masuk.  Ini termasuk tiga truk berisi bensin dan enam truk berisi solar, jauh di bawah volume yang dibutuhkan.


 



 

Izinkan Setengah Truk


Sementara itu, Israel hanya akan mengizinkan setengah dari jumlah truk bantuan yang disepakati masuk ke Gaza mulai Rabu 15 Oktober, menurut sebuah catatan yang dilihat oleh Reuters dan dikonfirmasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ini menjadi sebuah kemunduran bagi harapan bahwa makanan dan pasokan akan segera ditingkatkan untuk mengatasi kelaparan di wilayah kantung tersebut.

COGAT, badan militer Israel yang mengawasi aliran bantuan ke Gaza, juga memberi tahu PBB bahwa tidak ada bahan bakar atau gas yang akan diizinkan masuk ke wilayah kantung tersebut kecuali untuk kebutuhan khusus terkait infrastruktur kemanusiaan. COGAT tidak segera menanggapi permintaan komentar.

COGAT menyalahkan Hamas atas lambatnya pembebasan jenazah sandera atas keputusan untuk membatasi truk bantuan hingga 300 truk per hari. Kelompok militan tersebut mengatakan bahwa menemukan jenazah-jenazah tersebut sulit.

"Hamas melanggar perjanjian pembebasan jenazah para sandera yang ditawan di Jalur Gaza. Akibatnya, pimpinan politik telah memutuskan untuk menjatuhkan sejumlah sanksi terkait perjanjian kemanusiaan yang telah dicapai," demikian bunyi catatan COGAT, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu 15 Oktober 2025.

Sejauh ini, Hamas telah menyerahkan delapan peti jenazah sandera, meninggalkan setidaknya 19 orang yang diduga tewas dan satu orang yang belum ditemukan masih berada di Jalur Gaza.

"Kami telah menerima komunikasi ini dari otoritas Israel," ujar Olga Cherevko, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Gaza, kepada para wartawan.

"Kami tentu sangat berharap jenazah para sandera diserahkan dan gencatan senjata terus dilaksanakan,” imbuh  Cherevko.

“COGAT mengatakan pada Jumat 10 Oktober 2025 bahwa mereka memperkirakan sekitar 600 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari selama gencatan senjata. COGAT memberi tahu PBB bahwa 817 truk telah memasuki Gaza pada Minggu,” kata Cherevko.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)