Telusur Kasus

Tumpas Tikus-Tikus Judi Online

14 November 2024 13:43

Lagi-lagi kasus judi online (judol) jadi sorotan. Belasan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang seharusnya memblokir sejumlah situs sesat judi online justru membina situs tersebut agar tidak diblokir. Tak tanggung-tanggung, 1.000 situs judol dilindugi dengan sejumlah imbalan. Lalu, bagaimana strategi Komdigi bersih-bersih judol?

Kasus ini berawal dari pengungkapan situs Sultan Menang hingga akhirnya terungkap keterlibatan pegawai Komdigi. Kepolisian sudah menetapkan 15 tersangka, sebanyak 11 tersangka merupakan pegawai Komdigi dan sisanya masyarakat biasa. Selain menyita barang bukti uang tunai Rp73 miliar, kepolisian juga menemukan logam mulia dan senjata api.

"Penyidik mengajukan pemblokiran terhadap 47 rekening milik para tersangka dan sedang menginventarisir rekening website judi online untuk selanjutnya dilakukan pemblokiran. Penyidik akan terus secara intensif melakukan pemeriksaan untuk menangkap pelaku lainnya dan menyita barang bukti lainnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, baru-baru ini.

Pakar IT Ruby Alamsyah menilai munculnya tikus-tikus di Kementerian Komdigi ini terjadi karena kurangnya pengawasan. "Mereka bisa melakukan hal-hal tersebut dikarenakan salah satunya ada celah keamanan, celah di mana mereka kerjanya tidak diawasi sehingga kesannya mereka merasa punya wewenang besar untuk memblokir sejumlah situs tetapi enggak ada yang mengawasi," ujar Ruby. 
 

Baca juga: Cilincing Jadi Salah Satu Wilayah dengan Transaksi Judol Tertinggi di Jakarta

Komisi I DPR RI mendorong agar Komdigi mengusut tuntas kasus ini. "Saya mendukung sepenuhnya dan langkah-langkah yang tadi sudah diambil oleh Kementerian Komdigi saya kira sudah tepat dan benar. Kita terus buka kita terus dorong agar kasus ini menjadi pintu pembuka untuk seluruh kasus yang ada dan keterlibatan dari seluruh stakeholder yang ada di Komdigi," ungkap Anggota Komisi I DPR RI Yulius Setiarto.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Prabu Revolusi  sepakat dan menyatakan siap apabila Komdigi perlu diperiksa tuntas agar bersih dari tikus-tikus penjaga judi online. "Jika memang ini sekarang masih ada barangkali karena ada tikus-tikus ini nih di dalam kementerian dan mungkin bukan bukan hanya di Komdigi, coba dicek juga di tempat yang lain," jelasnya.

"Dalam instruksi menteri dituangkan secara jelas bahwa kami harus membuka ruang yang dibutuhkan oleh APH untuk bergerak di dalam sehingga kami tidak mau hanya sebagian saja yang ditangkap. Jika memang masih ada silakan dibersihkan, harus transparan," sambungnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)