Rahasia Kampung Ubi di Tiongkok

30 January 2024 10:04

Setelah diolah secara seksama, ubi biasa telah berubah menjadi lebih dari 30 jenis produk ubi khas pegunungan yang dijual di dalam dan luar negeri. Radiasi seluruh rantai industri yang ditimbulkan oleh ubi telah mendorong lebih dari 6.000 petani untuk menanam dalam skala besar, dan lebih dari 30.000 orang telah mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan mereka, hingga membuat desa pegunungan yang sebelumnya miskin berubah menjadi "desa 100 juta yuan" yang terkenal.

Baru-baru ini, reporter CNS mengunjungi Desa Zhouzhai, Kotapraja Sandaoshui, Kab. Sinan, Provinsi Guizhou, untuk mengeksplorasi "rahasia menjadi kaya" dalam industri ubi di "desa 100 juta yuan" ini.

Di sepanjang jalan pegunungan yang berkelok-kelok menuju Desa Zhouzhai, terlihat pabrik pengolahan ubi modern. Sejumlah truk logistik besar yang diparkir di dekat gudang pabrik sedang memuat produk olahan ubi, yang akan dikirimkan ke pelosok Tiongkok.

Suasana jalur pengolahan bihun dan kue tepung ubi di desa ini sangat ramai dan teratur. Setiap ubi "dibentuk kembali" melalui jalur produksi otomatis, dan akhirnya diubah menjadi bihun ubi asam pedas dalam kemasan. Pekerja tersebar secara berkelompok di berbagai titik, ada yang memuat bahan baku, ada yang menyegel kemasan, ada pula yang melakukan pemeriksaan kualitas.

Desa Zhouzhai dulunya adalah desa miskin di Kab. Sinan. Sejak dulu daerah ini memiliki tradisi menanam ubi. Pada 2016, desa tersebut menerima dana panduan sebesar 1 juta yuan dari kabupaten, kemudian mereka pabrik pengolahan bihun ubi. Pada awalnya operasional pabrik sempat terkendala berbagai masalah. Pada 2018, seorang pengusaha bernama Zhang Cheng yang bekerja di Guiyang, kembali ke kampung halamannya di Desa Zhouzhai dengan pengetahuan tentang industri pertanian, dan mulai berinvestasi mendirikan sebuah perusahaan terkemuka dan memperluas pabrik pengolahan ubi, serta menjabat posisi sekretaris partai desa untuk memimpin warga desa memulai inovasi dalam industri ubi.

Zhang Cheng sangat mengerti bahwa inovasi adalah kunci untuk mengembangkan industri ubi. Dari proses awal yang sederhana hingga lini produk yang terdiversifikasi seperti sekarang, perusahaan miliknya telah memposisikan kelompok konsumen secara akurat, mempromosikan produk ubi dengan varian rasa berbeda untuk kelompok umur berbeda, serta mengadopsi metode penjualan online dan offline. Penjualan online dilakukan dengan mempromosikan produk lewat siaran langsung, sedangkan penjualan offline menargetkan supermarket dan toko, untuk membuka pasar di kota-kota besar dan menengah di seluruh Tiongkok. Saat ini, banyak produk ubi khas desa pegunungan yang tidak hanya populer di pasar dalam negeri Tiongkok, namun juga dijual hingga ke luar negeri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Sofia Zakiah)