Kekecewaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah nama koalisi pengusung Prabowo Subianto berubah dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju ternyata belum hilang. Setelah Prabowo mengubah nama koalisi secara sepihak, PKB langsung merapatkan barisan.
Mereka mulai mengevaluasi dukungan untuk Prabowo dan membuka opsi alternatif untuk mendukung Ganjar atau Anies Baswedan.
"Dewan Syuro sudah rapat memberikan alternatif-alternatif apakah tetap dengan Prabowo atau gabung dengan Ganjar. Bahkan ada beberapa anggota Dewa Syuro yang mengusulkan kenapa tidak misalnya Anies-Muhaimin," ungkap Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB, Maman Immanulhaq.
Wajar saja PKB terkejut bahkan kecewa dengan perubahan nama koalisi yang mendadak. Sebab dengan berubahnya nama koalisi punya konsekuensi Cak Imin bukan lagi figur tunggal yang bisa menentukan siapa bacawapres yang akan mendampingi Prabowo.
Kendati tak ingin mencampuri urusan internal koalisi Prabowo, PDI Perjuangan mengaku masih intens berkomunikasi dengan PKB. Apalagi selama ini PDIP dan PKB punya sejarah bersinergi yang sangat lama.
Sejak Golkar dan PAN masuk mendukung Prabowo Subianto, persaingan di koalisi Prabowo untuk memperebutkan cawapres memang sudah diprediksi. Apalagi Prabowo sudah menyadari itu dan mengaku akan menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan.