Teladan Toleransi dan Kebijaksanaan ala Paus Fransiskus

5 September 2024 22:46

Perasaan bahagia, nuansa kerukunan, serta kedamaian menjadi cerminan nyata semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tengah menyelimuti langit Jakarta. Meneduhkan pikiran yang sedang gelisah dan suguhan kegaduhan politik yang sempat mengguncang demokrasi belakangan ini.

Mengakhiri kunjungan apostolik di hari ketiga, Paus Fransiskus memimpin Misa Suci di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Paus disambut antusias dan suka cita oleh hampir 90 ribu umat Katolik dari seluruh Indonesia.

Menggunakan mobil beratap terbuka buatan Pindad dalam perhelatan Misa Suci di Stadion Utama GBK, Paus Fransiskus menyapa seluruh umat Katolik yang hadir.

Saat mobil memasuki area stadion utama, riuh tepuk tangan seketika berubah dengan nyanyian yang sangat kompak menyambut kehadiran sosok paling dipanuti umat Katolik di seluruh dunia itu.

Sebelumnya pada Kamis pagi, 5 September 2024, Paus Fransiskus mengawali kunjungan apostolik di hari ketiga dengan mengunjungi Masjid Istiqlal. Ia disambut Imam Besar Masjid Istiqlal dan diiringi tabuhan marawis dengan lantunan selamat datang di Masjid Istiqlal.

Sri Paus kemudian menandatangani prasasti Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Paus Fransiskus sekaligus menjadi saksi atas pemanfaatan Terowongan Silaturahim tu.

Keindahan toleransi sekaligus momen langka terjadi di Masjid Istiqlal. Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mencium kening Sri Paus sebanyak dua kali dan disambut balasan ciuman tangan oleh Paus Fransiskus kepada KH Nasaruddin Umar.

"Pesan Paus tadi sangat mendasar, sangat filosofis, bahkan sangat sofistik menurut hemat saya. Sangat dalam. Mari kita menghayati sekali lagi apa yang digambarkan Paus," ucap KH Nasaruddin Umar.
 

Baca juga: Reporter Metro TV Terharu Bisa Meliput Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Sebagai suri tauladan bagi setiap individu, khususnya bagi umat Katolik, kehadiran Paus Fransiskus sangat dinanti oleh seluruh penganut Katolik di Republik ini. Namun, tidak semua mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan Sri Paus.

Meru, seorang anak berusia lima tahun yang mengidap kanker otak menjadi alah satu yang beruntung bisa bertemu, lalu diberkati oleh Paus Fransiskus dan berharap mukzijat atas penyakit yang dideritanya.

Sikap kesederhanaan sikap, toleransi dan nilai-nilai cinta kasih yang dibawa oleh Bapak Suci Paus Fransiskus sejak menginjakan kaki di Indonesia diharapkan bisa diteladani seluruh insan di republik ini. 

Jangan sampai nuansa keteduhan, kerukunan dan renda hati yang disebarkan Pemimpin Takhta Suci Vatikan itu hanya bertahan sementara dan dilupakan seiring kepergiannya melanjutkan perjalanan apostoliknya di Asia Pasifik. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)