Jakarta: Hanya dengan satu tombol, sebuah rudal balistik bisa meluncur ribuan kilometer. Dalam hitungan menit, satu kota bisa lenyap dari peta. Ini bukan adegan film fiksi ilmiah, tapi potret nyata dari kekuatan militer sejumlah negara di dunia yang memiliki senjata pemusnah massal, terutama rudal balistik antarbenua (ICBM) berkekuatan nuklir.
Ketegangan global sering kali tidak hanya dipicu oleh konflik langsung, namun juga oleh ancaman diam-diam dari teknologi militer negara-negara besar. Inilah lima kekuatan rudal terbesar di dunia, yang dianggap memiliki potensi menghancurkan dalam skala global.
1. Rusia
Sebagai negara dengan jumlah hulu ledak nuklir terbanyak di dunia, Rusia memiliki rudal-rudal berteknologi tinggi seperti Sarmat ICBM. Rudal ini mampu membawa lebih dari 10 hulu ledak nuklir dan menjangkau target antar benua, bahkan disebut dapat menghancurkan beberapa kota hanya dengan satu peluncuran.
2. Amerika Serikat
Meski tidak seberapa banyak dalam jumlah, rudal Amerika dikenal karena kecepatan dan teknologinya. Minuteman III, salah satu rudal andalan, mampu melesat hingga kecepatan 24.000 km/jam. AS juga memiliki sistem pertahanan rudal canggih yang tersebar di berbagai belahan dunia, menjadikannya salah satu kekuatan militer paling strategis secara global.
3. Tiongkok
Negara dengan pertumbuhan militer tercepat ini memiliki rudal DF-41, yang mampu membawa hingga 10 hulu ledak dan menjangkau target di Eropa hingga Amerika Serikat. Dalam beberapa tahun terakhir, China terus memperluas dan memodernisasi arsenal nuklirnya, mengundang perhatian dunia.
4. Korea Utara
Meskipun terisolasi, Korea Utara tidak bisa dipandang sebelah mata. Rudal Hwasong-17 yang mereka kembangkan diklaim mampu menjangkau Amerika Serikat. Uji coba rudal jarak jauh yang dilakukan negara ini kerap menimbulkan ketegangan regional bahkan global, mengingat posisinya yang tak terduga.
5. India & Pakistan
Dua negara bertetangga ini memiliki sejarah panjang konflik perbatasan dan sama-sama memiliki senjata nuklir. India mengandalkan Agni-series, sedangkan Pakistan memiliki Shaheen-series. Ketegangan antara keduanya terus diawasi ketat, karena eskalasi militer dapat berdampak besar di kawasan Asia Selatan.
“Rudal-rudal ini bukan hanya soal kekuatan militer, tetapi juga soal keberanian menahan diri. Dunia yang damai adalah harga yang sangat mahal. Satu kesalahan bisa berujung pada kehancuran global,” ujar salah satu analis pertahanan internasional.
Dengan semakin tingginya ketegangan geopolitik, dunia kini berada dalam keseimbangan tipis antara kekuatan dan kehancuran. Karena dalam era senjata pemusnah massal, kekuatan sejati mungkin justru datang dari mereka yang mampu tidak menekan tombol peluncur.
Jangan lupa tonton
MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.
(Calista Vanis)