Janjinya 19 Juta Lapangan Kerja, Tapi di Mana?

Di tengah janji pemerintah yang menyatakan akan menyediakan 19 juta lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding malah blak-blakan mendorong masyarakat untuk mencari peluang kerja di luar negeri.

Pernyataan tersebut bukan sekadar pernyataan melantur, melainkan disampaikan secara serius dalam sebuah talk show dan peresmian Migrant Center di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.

Saat seorang mahasiswa menanyakan alasan mengapa pemerintah tidak fokus menciptakan solusi ketenagakerjaan di dalam negeri, Menteri Karding menjawab bahwa hal tersebut bukan merupakan kewenangannya, melainkan menjadi tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan.

Menteri Karding juga menyebut bahwa jumlah pengangguran secara nasional telah mencapai 70 juta orang. Pernyataan ini pun semakin memicu kekecewaan masyarakat. 
 

Baca juga: Masyarakat Didorong Adaptif Terhadap Tantangan Perubahan Iklim

Padahal, pada 21 Januari 2024 lalu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pernah berjanji akan menciptakan 19 juta lapangan pekerjaan. Janji tersebut mencakup sektor hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi menuju energi hijau, ekonomi kreatif, serta penguatan UMKM.

Masyarakat bahkan sempat membuat gerakan Kabur Aja Dulu. Namun saat itu, sikap tersebut dinilai tidak mencerminkan nasionalisme. Kini, ketika janji menciptakan lapangan kerja belum juga terealisasi, justru masyarakat didorong untuk bekerja di luar negeri.

Rakyat tidak menuntut banyak. Mereka tidak meminta gaji setinggi pejabat, apalagi fasilitas mewah. Rakyat hanya menginginkan kesempatan untuk bekerja secara layak di negeri sendiri, tanpa harus memohon visa ke negara lain.

Namun, jika setiap krisis pengangguran solusinya meminta rakyat pergi, maka yang seharusnya pergi bukanlah rakyat. Tetapi, mereka yang telah gagal menyediakan lapangan kerja.