Radiasi Cesium 137 di Cikande, Ahli BRIN Jelaskan Risiko dan Langkah Pencegahan

9 October 2025 15:08

Pemerintah mulai melakukan relokasi warga serta pembatasan akses di zona terdampak radiasi Cesium-137 di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Langkah ini dinilai tepat sebagai respons cepat untuk mengamankan wilayah yang terdeteksi memiliki titik radiasi atau hotspot.

Peneliti Ahli Utama BRIN, Prof. Djarot Sulistio Wisnubroto, menjelaskan bahwa pemetaan area terdampak harus segera dilakukan agar potensi penyebaran tidak meluas. Ia menegaskan bahwa isolasi titik radiasi dan pemasangan portal monitor di akses keluar-masuk kawasan industri menjadi langkah krusial.

“Pemerintah perlu memasang radiation portal monitor, tidak hanya di titik industri, tetapi juga di pelabuhan dan jalur distribusi barang agar kontaminasi bisa dilacak sejak awal.” ujar Prof. Djarot, dikutip dari Metro Siang Metro TV, Kamis 9 Oktober 2025. 

Hingga saat ini, data lokasi terdampak terus diperbarui. Dari 11 titik menjadi 22 titik radiasi aktif. BRIN dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) tengah melakukan tracing Cesium-137, termasuk mengevaluasi izin penggunaan isotop radioaktif itu di sektor industri logam dan peleburan.

Apakah banjir memperluas kontaminasi?

Sebelumnya, warga sempat khawatir banjir yang terjadi di sekitar kawasan dapat memperluas sebaran radiasi. Tim ahli masih melakukan analisis laboratorium terhadap sampel air dan tanah. Secara ilmiah, Cesium-137 berbentuk padatan dan hanya bisa menyebar jika partikel berubah menjadi debu radioaktif dan terbawa angin atau transportasi logistik.

Prof. Djarot menjelaskan bahwa radiasi tidak terlihat secara kasat mata. Karena itu, warga diminta tidak mendekati area hotspot, tidak menyentuh benda asing, dan segera melapor jika menemukan material mencurigakan.
 


Perlu Transparansi dan Pemetaan Zona Aman

Para ahli merekomendasikan pemerintah untuk membuat peta zona radiasi yang diperbarui secara harian dan dapat diakses publik secara daring. Transparansi dianggap penting untuk menghindari kepanikan informasi dan menjaga ketertiban relokasi.

“Masyarakat perlu tahu titik mana yang sudah didekontaminasi dan mana yang masih dipantau. Prinsip keselamatan radiasi adalah transparansi.” ujar Prof. Djarot. 

Jika satu lokasi hotspot telah teridentifikasi dan material radioaktif berhasil dikumpulkan di transit shelter atau lokasi penyimpanan sementara yang diawasi BAPETEN, proses dekontaminasi bisa selesai dalam sekitar satu minggu per titik. Namun, waktu dapat bertambah jika ditemukan sumber radiasi liar yang tersebar akibat aktivitas logistik atau peleburan logam ilegal.

(Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)