28 August 2023 18:15
Menteri Keuangan beserta Gubernur Bank Sentral Negara anggota ASEAN telah selesai menyelesaikan pertemuan tingkat tinggi yang disebut ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM).
Dalam keterangan pers, Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkap ada 3 agenda yang menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Pertama adalah pembahasan mekanisme pemulihan dan pembangunan kembali ekonomi pasca Pandemi Covid-19, kedua ekonomi digital dengan mendorong seluruh instrumen yang dapat menopang laju pertumbuhan ekonomi lebih cepat, serta ketiga adalah isu keberlanjutan seperti pembiayaan untuk transisi energi dan pembangunan infrastruktur.
Untuk fokus pembahasan pertama terkait pemulihan pasca pandemi, kesepakatan yang muncul adalah penekanan untuk memanfaatkan bauran kebijakan antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi masing-masing negara anggota.
Menurut Sri Mulyani, bauran kebijakan merupakan modal penting bagi negara-negara ASEAN karena di tengah kondisi pelemahan ekonomi global akibat tingginya inflasi dan cepat naiknya suku bunga acuan bank sentral negara-negara maju, berbagai lembaga internasional seperti ADB, IMF, Bank Dunia, dan AMRO melihat ekonomi ASEAN masih akan terus tumbuh. Diketahui bahwa ASEAN diproyeksikan tumbuh 4,5% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan global.
Untuk fokus isu kedua, telah terjalin kerja sama terkait digitalisasi pembayaran di antara negara-negara ASEAN dengan terciptanya cetak biru atau blue print konektivitas sistem pembayaran kawasan, seperti regional payment connectivity (RPC) hingga local currency transaction.
Kesepakatan baru terkait RPC adalah masuknya Vietnam sebagai bagian dari negara yang berkomitmen untuk menghubungkan sistem pembayarannya secara digital bersama Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Sementara untuk LCT adalah penguatan kerja sama dari semula hanya perdagangan dan investasi hingga ke sistem pembayaran bersama Thailand dan Malaysia.
Adapun untuk fokus terakhir, yakni sustainability atau keberlanjutan, tercipta kesepakatan untuk memperkuat kolaborasi untuk pembiayaan ketahanan di berbagai sektor seperti ketahanan pangan, perbaikan sistem kesehatan, UMKM, serta infrastruktur dan transisi energi ke energi hijau.
Khusus untuk infrastruktur telah ada kesepakatan memperkuat pembiayaan dengan mereposisi ASEAN Infrastructure Fund menjadi ASEAN Green Fund. Tujuannya untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan untuk setiap infrastruktur di negara-negara kawasan.
Sementara itu, untuk mengakomodir persoalan perubahan iklim, rapat itu juga sepakat untuk membentuk ASEAN Taksonomi terkait pembiayaan terhadap upaya transisi energi di negara-negara kawasan. Taksonomi yang berkaca dari taksonomi Uni Eropa itu ditargetkan mampu menarik dana untuk membiayai transisi tersebut.
Di sisi lain, juga ada pembahasan terkait kerja sama pajak dan bea cukai. Intinya, negara-negara ASEAN sepakat tidak akan mengambil basis pajak satu sama lain, melainkan memperkuat pertukaran informasi dan data sehingga mampu menjadi basis pengawasan di masing-masing negara.
Tak sendiri, saat konferensi pers, Sri Mulyani didampingi bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Hotel Mulia, Jakarta.