Melihat Pameran Indonesian-Korean Art Exchange Exhibition

13 July 2023 12:40

Pembukaan Indonesian Korean Art Exchange Exhibition, Sabtu, 8 Juli 2023 dihadiri oleh pendiri dan pemilik Yun Artified Community Art Center Yince Djuwija, President 21st Century International Korean Art Association Jakka Jang, Direktorat Asia Timur Kemlu Santo Darmosumarto, Direktur KCCI Korean Cultural Center Indonesia Kim Yong-woon, serta dihadiri para tamu undangan lainya.

Pendiri dan pemilik Yun Artified Community Art Center, Yince Djuwija mengatakan, Indonesian Korean Art Exchange Exhibition kali ini bekerja sama dengan 21st Century International Korean Art Association. Pameran kali ini terbilang spesial karena menampilkan sebagian besar karya-karya perupa senior Indonesia, merupakan program pertukaran antara seniman Indonesia dan internasional, serta sebagai visi utama dari Yun Artified untuk terus mengangkat dan mempromosikan seniman Indonesia di panggung seni Internasional.

President of 21st Century International Art & Culture Exchange Association, Jakka Jang mengatakan, pameran kali menghadirkan karya lukis 6 seniman asal Korsel. Salah satunya adalah lukisan berjudul “Diary” yang dibuat oleh Jakka Jang pada tahun 2001 silam, dengan tujuan untuk membagikan pesan mengenai pentingnya pendidikan bagi masa depan gemilang generasi muda.

Proses pembuatan lukisan memakan waktu sekitar 2 bulan, karena harus menunggu layer bagian atas kering sebelum mengerjakan layer berikutnya. 

Selain itu juga ada lukisan berjudul “Pohon di Kota” karya seniman Kim Jong-shu, yang berisi lukisan pohon pinus sonamu di Korsel, dan menggambarkan tentang perubahan pohon yang dipengaruhi oleh kehidupan lingkungan sekitarnya.

Yince Djuwija menjelaskan bahwa pameran ini juga diikuti sekitar 10 seniman Indonesia asal berbagai daerah seperti Bandung, Semarang, Bali, Yogyakarta. Salah satu karya Erizal AS yang bertajuk “Alam Lembah Harau” menjadi highlight dalam pameran ini.

Erizal mengaku ingin melukiskan keindahan kampung halamannya di Lembah Harau, Sumatera Barat, sekaligus ingin mengajak seniman lainnya untuk mulai menggali fenomena alam sekitar.

Selain itu, juga ada lukisan berjudul “Melawan Bencana” karya seniman Bali Chusin Setiadikara , yang dikerjakan selama 1 tahun dan menampilkan anatomi tubuh manusia secara nyata.

Selain itu, pada tanggal 9 Juli lalu panitia juga menggelar sesi melukis bersama di kawasan Mangrove PIK, Jakarta Utara, yang membuka peluang unik sekaligus sebagai ajang bagi para seniman untuk menjelajahi konteks background budaya yang membentuk karya mereka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Leah Alexis Laloan)