2 July 2023 20:02
PDI Perjuangan, tampak makin “nakal” melempar godaan. Setelah menggoda Ketua Umum Partai Demokrat AHY, pekan ini giliran Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil yang mendapat kode dari Sekjen PDIP.
Penuh prestasi, memajukan Jabar dengan karya seni. Itu lah puja-puji Sekjen PDIP kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sekaligus sinyal kepastian, nama Kang Emil masuk daftar Bacawapres PDI Perjuangan.
Namun, Ridwan Kamil tak langsung gede rasa dan menyatakan taat pada kebijakan partainya.
"Sebagai seorang yang taat pada aturan hidup, saya taat dengan apa yang digariskan oleh Partai Golkar, sehingga apapun takdirnya mudah-mudahan doakan yang terbaik untuk semuanya," ujar Kang Emil.
Pekan ini, di sela Salat Iduladha, Kang Emil berpamitan kepada puluhan ribu warga Jabar. Emil menyebut, jumlah masyarakat yang membayar zakat dan berkurban menjadi indikator peningkatan ekonomi di Jawa Barat.
Diketahui, sejak awal 2023, Ridwan Kamil resmi mengenakan jaket kuning, dengan jabatan wakil ketua umum. Namun, Kang Emil masuk Partai Golkar bukan untuk mencari kendaraan politik dalam Pilpres 2024. Pasalnya, Munas 2019 telah mengamanatkan Airlangga Hartarto sebagai capres Partai Golkar.
Secara kalkulasi politik, pasangan Ganjar dan Kang Emil sebenarnya cukup cantik. Kang Emil dapat mendongkrak elektabilitas Ganjar yang tidak begitu kuat di Jabar.
Dalam Rakernas PDI Perjuangan, ada 10 nama Bacawapres Ganjar Pranowo yang disebut Puan Maharani, salah satunya Kang Emil. Walau tersedia banyak pilihan, DPP PDIP telah menegaskan Ganjar tak leluasa menentukan pasangan.
Sosok cawapres yang akan mendampingi, ditentukan oleh tim khusus yang dipimpin langsung Megawati. Entah apa maksud dan tujuan, manuver politik PDI Perjuangan. Benarkah sebagai upaya mengganggu koalisi pendukung Bacapres Anies Baswedan?
Jika benar, godaan terhadap AHY bertujuan mengganggu Koalisi Perubahan untuk Persatuan, apakah wacana menyandingkan Ganjar dan Kang Emil merupakan upaya membelah Partai Golkar dari dalam?