Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Pertahanan Nasional sekaligus mantan KSAD Jenderal (Purnawirawan) Dudung Abdurachman mengaku tak berminat maju menjadi calon Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hal senada juga diungkap oleh Menteri Sosial Saifulah Yusuf yang mengaku ingin fokus membantu pemerintahan Prabowo Gibran. Bursa calon ketua umum PPP ramai diperbincangkan jelang muktamar yang akan digelar pada Agustus atau September 2025.
Nama-nama calon dari eksternal yang pernah diungkap Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy justru memberikan penolakan.
Penasihat khusus Presiden Bidang Urusan Pertahanan Nasional sekaligus mantan KSAD Jenderal (Purnawirawan) Dudung Abdurachman mengaku tak tahu menahu ihwal namanya masuk bursa calon ketua umum PPP.
Dudung memastikan tak berminat dan belum mau terjun ke dunia politik. Saat ditanya, Dudung mengaku Romy membuka lobi terhadap dirinya.
“Iya. Tapi saya jawab tidak. Saya belum mau berpolitik. Ya,” kata Dudung dikutip dari
Metro Pagi Primetime, Metro TV, Minggu, 1 Juni 2025.
Hal senada juga diungkap Menteri Sosial Saifulah Yusuf yang mengatakan tak tertarik maju pemilihan Ketua Umum PPP. Meski namanya sempat mencuat diusulkan, Gus Ipul menyatakan tak memiliki kemampuan untuk memimpin PPP.
Saat ini, Sekjen PBNU itu mengaku ingin fokus membantu pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Saya merasa bahwa banyak lebih mampu untuk mimpin tiga kader-kader internal maupun juga kader-kader eksternal yang punya potensi. Tapi buat saya sendiri, saya terus terang tidak memiliki kemampuan,” kata Gus Ipul.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy juga menyebut nama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Romy bahkan pernah membujuk Anies Baswedan hingga matan Presiden Jokowi untuk maju memimpin partai berlambang Ka'bah tersebut.
Menurut Romy butuh orang luar biasa dari eksternal partai agar mampu membawa PPP kembali mendapatkan kursi di DPR. Pakar komunikasi politik Hendy Satrio menduga alasan logistik jadi faktor utama mengapa Romi getol mengungkap banyak nama besar untuk PPP.
“Saya berusaha sebisa mungkin agar partai ini kembali ke Senayan. Effort untuk ke situ, mahaberat. Mengingat belum ada satu sejarah pun sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan mampu kembali,” tutur Romahurmuziy.
Meski dinilai pragmatis, analis komunikasi politik Hendri Satrio menyebut kenyataan dunia politik saat ini bahwa kemampuan logistik dapat mengalahkan idealisme.
“Hari ini cuma satu syaratnya, logistik. Maka pada saat Bang Romi mencari ketua umum atau PPP mencari ketua umum memang salah satu yang diharapkan adalah ketua umum yang memiliki kemampuan logistik besar, logistik banyak. Karena untuk menembus senayan itu tidak mudah walaupun kemarin hanya kurang 0,2%. Jadi nama-nama besar itu akan terseleksi dengan sendirinya dengan kekuatan logistik,” kata Hendri Satrio.