Kinerja APBN Januari-Februari 2025 Merosot, Penerimaan Pajak Anjlok 30,19%

14 March 2025 22:37

Jakarta: Setelah tertunda selama satu bulan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akhirnya merilis kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bulan Januari dan Februari 2025. Dari hasil paparan, terkuak bahwa kinerja APBN di awal tahun 2025 merosot dengan penerimaan pajak anjlok 30,19 persen.

Pendapatan negara periode Januari hingga 28 Februari 2025 tercatat hanya sebesar Rp316,9 triliun, turun 20,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Salah satu faktor besar penurunan penerimaan negara adalah seretnya setoran pajak yang tercatat sejak 1 Januari hingga 28 Februari 2025 hanya Rp187,8 triliun, anjlok 30,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.

Menanggapi setoran pajak yang anjlok, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyebut hal ini tergolong normal meski memang ada perlambatan. "Kita lihat, kenapa kok Januari-Februari 2025 itu lebih rendah? Karena ada dua faktor, faktor pertama itu adalah penurunan dari harga komoditi utama," kata Anggito dikutip dari Metro Hari Ini Metro TV pada Jumat, 14 Maret 2025.
 

Baca Juga: Dibuka di Rp16.391 per USD, Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan

Sementara itu, belanja negara tercatat hanya Rp348,1 triliun, turun 7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan merosotnya kinerja penerimaan negara, defisit APBN tercatat sebesar Rp31,2 triliun per Februari 2025 atau 0,13 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa hingga kini defisit masih berada dalam jalur yang tepat dengan target defisit anggaran dalam APBN 2025 sebesar Rp606,2 triliun atau 0,13 persen terhadap PDB.

Merosotnya kinerja keuangan negara menambah panjang daftar sentimen negatif perekonomian Indonesia, mulai dari deflasi, nilai tukar rupiah yang tertekan, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, indeks harga saham gabungan yang anjlok, dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda lebih dari 60.000 pekerja di Indonesia.

Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan bahwa sektor industri manufaktur Indonesia menunjukkan penguatan yang lebih pesat dibanding negara-negara lain di kawasan.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)