Jelang HUT RI, Polri Tanamkan Jiwa Nasionalisme terhadap Anak

Siti Yona Hukmana • 15 August 2025 14:05

Jakarta: Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri menanamkan jiwa nasionalisme kepada anak di era digital. Hal ini dilakukan menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia.

"Tentu kita tahu dalam rangka perayaan memasuki 80 tahun kemerdekaan negara Republik Indonesia, tentu Polri menanamkan jiwa nasionalisme anak di era digital," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Agustus 2025.

Truno mengatakan penanaman jiwa nasionalisme dilakukan melalui berbagai program edukasi, penyuluhan, dan kegiatan sosial termasuk yang diinisiasi oleh Direktorat PPA-PPO Bareskrim Polri. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka di sekolah, pesantren, dan ruang publik, serta pemanfaatan platform digital agar pesan pengabdian menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini menyebut semangat kebangsaan dan nasionalisme pada anak bukan hanya tentang kebanggaan terhadap Tanah Air. Melainkan, membentuk kesadaran untuk menjaga harga diri, menghargai sesama, dan menolak segala bentuk kekerasan, eksploitasi, bahkan perdagangan orang.


Tantangan di era digital


Ia mengakui tantangan di era digital, membentuk karakter kebangsaan anak, nasionalisme anak, tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, antara lain karena arus informasi global. Di mana, konten dari luar negeri yang tidak selaras dengan nilai-nilai kebangsaan, dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak.

Kemudian, gadget dan media sosial. Dengan fenomena saat ini, kata Trunoyudo, memunculkan perilaku-perilaku individualis. Sebab, berkurangnya interaksi keluarga dan meningkatnya risiko paparan konten negatif membuat anak lebih rentan terhadap pengaruh buruk, termasuk perundungan dan ajakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

 
Baca juga: HUT ke-80 RI, Istana Janjikan Pesta Rakyat Meriah dan Penuh Kejutan


Lalu, minimnya literasi-literasi terhadap anak. Trunoyudo menyebut hal ini perlu ditingkatkan dan menjadi acuan bagi perkembangan anak. Terakhir, pengaruh kontem berbahaya. Seperti hoaks, ujaran kebencian, dan hal-hal lain yang memiliki pandangan dapat mempengaruhi perilaku anak.

Untuk menghadapi tantangan di era global itu, Polri mengimbau kepada seluruh orang tua untuk betul-betul aktif mengawasi anak-anak. Sebab, anak adalah aset bangsa. Sehingga, anak harus menjadi tangguh, dengan memberikan wawasan-wawasan kebangsaan tentang sejarah perjuangan bangsa.

Seperti mengajak anak mengikuti kegiatan kebangsaan dan kunjungan-kunjungan seperti ke situs-situs, baik sejarah, museum. Kemudian, memberikan teladan cinta Tanah Air, mengawasi penggunaan gawai dan menanamkan kebanggaan untuk bahasa, budaya, dan berperilaku sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. (Yon)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Wijokongko)