Tom Lembong Move On, Siap Mulai Babak Baru

14 August 2025 20:02

Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) menyatakan sudah move on. Langkah yang ia tempuh setelah menerima abolisi dari Presiden dengan mendatangi Komisi Yudisial dan Ombudsman adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai warga negara yang tidak ingin ada pembiaran dari proses hukum yang tidak benar seperti yang dialaminya.

"Jadi itu juga semacam bentuk tanggung jawab. Saya sebagai profesional dan bahkan sekedar sebagai warga yang baik kita tidak bisa melakukan pembiaran atau sesuatu perilaku yang bahaya," kata Tom kepada Metro TV, Kamis, 14 Agustus 2025.

"Karena budaya warga yang tidak peduli potensi terjadinya perampokan, dia tidak malas melaporkan sebagaimana diuraikan banyak kalangan publik putusan majelis hakim sangat-sangat tidak masuk akal, tidak konsisten dengan fakta persidangan. Kita tidak bisa melakukan pembiaran, kita harus tindak lanjut," tambahnya.

Menurut Tom, audit BPKP yang ditampilkan dalam persidangannya tidak sesuai. Tom menambahkan ia juga siap menghadapi babak baru dalam hidupnya.

"Demikian juga dengan BPKP yang auditnya mohon maaf, hemat saya sangat kacau balau. Apapun alasannya, apa yang  menyebabkan audit BPKP itu sedemikian kacaunya kita tidak bisa membiarkan. Karena itu kalau dibiarkan bisa banyak korban lain  kalau standar akuntansi standar audit dibiarkan seperti itu. Tapi ini sudah langkah terakhir," sambungnya.

"Ini sudah langkah terakhir. Tidak ada langkah lagi melaporkan pihak lainnya, pengawas atau atasan lain ya. Saya juga ingin tutup babak ya dan membuka babak baru. Saya juga ingin move on. Cukuplah dengan gula untuk sementara ini. Masih banyak hal penting bahkan genting lainnya," ucapnya.
 

Baca: Tom Lembong Ingin Manfaatkan Abolisi untuk Perbaiki Sistem Peradilan

Reaksi Tom Mendapat Abolisi dari Presiden Prabowo

Mengenai abolisi yang diberikan Presiden Prabowo Subianto, Tom mengaku belum sempat menyampaikan terima kasih kepada presiden secara langsung.

"Belum secara langsung. Ada melalui menterinya dengan penasihat hukum saya. Bahkan sempat ada komunikasi menteri terkait dan pimpinan DPR dengan istri saya. Tapi karena kemarin masih fokus untuk kembali dengan keluarga terus merawat kesehatan dan tuntunan banyak podcast dan sebagainya, belum ada komunikasi dalam bentuk apapun," ujarnya.

Tom merasa bahwa abolisi dari Presiden Prabowo Subianto yang sempat bersebrangan kubu denganya pada Pemilu 2024 lalu tidak membuat dirinya merasa tersandera. Ia justru menanggapinya dengan sangat positif.

"Justru saya merasa ini sangat luar biasa ya, sangat positif. Sebagai analogi juga setelah saya pertama kali ditahan antara yang pertama kali membela saya atau minimum membela hak saya untuk diperlakukan secara adil itu wakil ketua Umum Gerindra, Ketua komisi III Pak Habiburokhman yang kita berseberangan dalam kontestasi politik," kata dia.

Tom mengaku sangat mengapresiasi upaya turun tangan Habiburokhman dan Presiden Prabowo dalam kasusnya dan mengesampingkan perselisihan politik.

"Tapi begitu saya ditahan dan ditersangkakan justru beliau yang pertama kali menyuarakan betapa pentingnya agar Kejaksaan Agung bertindak transparan. Hal itu saya masukkan ke dalam istilahnya duplik (jawaban tergugat) waktu saya menyampaikan keterangan final dalam persidangan," katanya.

"Saya menyampaikan secara formil rasa terima kasih saya kepada Pak Habiburokhman. Meskipun kita berseberangan dalam kontestasi politik, beliau tetap membela saya atau membela hak saya. Demikian presiden saya justru mengapresiasi bahwa beliau mengesampingkan perselisihan politik demi sebuah tujuan yang lebih besar," sambungnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)