Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

27 July 2025 12:17

Jakarta: Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, penting untuk kembali mengingat bagaimana proses kemerdekaan itu dicapai.

Tanggal 17 Agustus 1945 bukan sekadar momen seremonial tahunan, melainkan titik krusial dalam sejarah pembentukan negara Indonesia. Proklamasi yang dibacakan pada hari itu merupakan hasil dari dinamika politik yang kompleks, baik di tingkat internasional maupun nasional.

Kekalahan Jepang dan Kekosongan Kekuasaan

Konteks internasional sangat memengaruhi percepatan kemerdekaan Indonesia. Mengutip dari laman Kemdikbud, pada 15 Agustus 1945, Jepang secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. 

Informasi mengenai kekalahan Jepang ini dengan cepat menyebar di Indonesia, termasuk ke kalangan pergerakan nasional. Situasi ini menciptakan kekosongan kekuasaan yang kemudian dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pergerakan untuk mendorong kemerdekaan secepat mungkin.

Perbedaan pandangan muncul antara golongan muda dan tua mengenai waktu dan cara mendeklarasikan kemerdekaan. Golongan muda mendesak agar kemerdekaan segera diproklamasikan tanpa campur tangan Jepang, sementara golongan tua, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, memilih pendekatan yang lebih hati-hati dan diplomatis.

Peristiwa Rengasdengklok

Pada 16 Agustus 1945 dini hari, Soekarno dan Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Tujuannya adalah agar mereka terhindar dari pengaruh militer Jepang dan segera memproklamasikan kemerdekaan. Di tempat ini, para pemuda berupaya meyakinkan kedua tokoh nasionalis tersebut bahwa masyarakat Indonesia siap menyambut kemerdekaan.

Ahmad Soebardjo kemudian datang ke Rengasdengklok dan memberikan jaminan bahwa proklamasi akan dilakukan secepatnya. Setelah itu, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta pada sore hari yang sama.
 
Baca Juga: Mengapa Upacara HUT ke-80 RI Tidak Digelar di IKN? Ini Alasannya

Penyusunan Naskah dan Pembacaan Proklamasi

Pada malam harinya, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo menyusun naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, seorang perwira Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan Indonesia. Sekitar pukul tiga dini hari tanggal 17 Agustus 1945, naskah proklamasi selesai dirumuskan. Sayuti Melik kemudian mengetik ulang naskah tersebut dengan beberapa perubahan redaksional.

Pagi harinya, pada pukul 10.00 WIB, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Acara berlangsung singkat namun memiliki dampak historis yang besar.

Refleksi Menjelang 80 Tahun Kemerdekaan

Delapan dekade telah berlalu sejak proklamasi dikumandangkan. Namun, maknanya tetap relevan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Kemerdekaan yang dahulu diperjuangkan melalui diplomasi dan perlawanan bersenjata, kini seharusnya diisi dengan pembangunan, integritas, serta penguatan demokrasi dan keadilan sosial.

Sudahkah kita memaknai kemerdekaan ini lebih dari sekadar perayaan? Apakah semangat kemerdekaan masih tercermin dalam kebijakan, tindakan, dan tanggung jawab kita sebagai warga negara?

Jangan lupa tonton MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.

(Zein Zahiratul Fauziyyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Christian Duta Erlangga)