NEWSTICKER

Tag Result: sejarah

Setapak Keberagaman di Pulo Geulis Bogor

Setapak Keberagaman di Pulo Geulis Bogor

Nasional • 19 days ago

Pulo Geulis di Kota Bogor, Jawa Barat, dipercaya sebagai daerah sisa-sisa Kerajaan Sunda Pajajaran. Mayoritas penduduk daerah ini berasal dari suku Sunda dan Tionghoa. 

Vihara Maha Brahma atau Kelenteng Phan Ko yang dibangun pada abad ke-17, merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh di Pulo Geulis, sekaligus sebagai saksi dari kerukunan beragama masyarakat setempat.

Dalam rangka memperingati Hari Toleransi, fotografer Lazyra Amadea menggelar peluncuran buku dan pameran foto berjudul "Pulo Geulis Setapak Keberagaman" di Gedung HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta dari tanggal 15-17 November 2023, yang menampilkan tentang keseharian warga mulai dari kegiatan peribadatan, tradisi, kebudayaan, interaksi masyarakat, hingga perkawinan campur, yang mencerminkan toleransi multikultural yang bisa diteladani oleh daerah-daerah lain.

Melihat Indonesia - Tinta Prajurit Bangsa

Melihat Indonesia - Tinta Prajurit Bangsa

Nasional • 2 months ago

Soesilo Toer merupakan adik dari sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. Selain dikenal sebagai lulusan doktor universitas di Uni Soviet. 

Ia juga mengurusi Perpustakaan Pataba, di rumah masa kecil Pramoedya. Pada usia tuanya, dia masih aktif mengurusi dunia perbukuan. 

Sehari-hari hidup dari menjual buku, menulis, penyunting, memulung, memelihara ayam dan kambing meskipun ia punya gelar doktoral dan mengelola perpustakaan yang terkenal sampai ke luar negeri.

Sandyakala Kudus

Sandyakala Kudus

Nasional • 3 months ago

Kudus, kabupaten kecil di Jawa Tengah sarat budaya dan sejarah. Peran wali songo dalam berdakwah tak lekang dari citra Kudus sebagai kota santri. 

Lihatlah, Masjid Menara Kudus serupa bangunan candi dan melambangkan alkulturasi budaya Jawa, hindu, dan islam. Masjid dengan menara tumpukan batu bata setinggi 17 meter menyerupai kori agung ini dibangun oleh Sunan Kudus.

Kota Kretek. Itulah julukan lain dari Kudus. 

Lestari Moerdijat Ajak Mahasiswa Tak Lupa Sejarah

Lestari Moerdijat Ajak Mahasiswa Tak Lupa Sejarah

Nasional • 3 months ago

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) meneladani semangat perjuangan para tokoh-tokoh pahlawan nasional dari Aceh. Menurutnya, pemahaman akan perjuangan para tokoh bangsa akan menumbuhkan kecintaan pada tanah air.

Hal tersebut disampaikan Lestari saat hadir sebagai pemateri dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan tema Sejarah dan Peran Aceh dalam Pembentukan NKRI di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh.

Menurut Lestari, terdapat banyak kontribusi rakyat Aceh dalam kemerdekaan Republik Indonesia. Mulai dari sumbangan emas masyarakat Aceh untuk membeli pesawat, peran radio Rimba Raya yang terus menggambarkan Indonesia masih ada hingga Maligo Bireuen yang pernah dijadikan sebagai istana negara oleh Soekarno untuk menalankan roda pemerintahan selama masa darurat 1948.

Karena itu, angota majelis tingi Partai NasDem tersebut mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk tidak melupakan fkta sejarah dan peran Aceh dalam pembentukan NKRI dan meneladani semangat perjuangan para tokoh-tokoh pahlawan. 

Rangkaian Peristiwa Menuju Kemerdekaan Indonesia

Rangkaian Peristiwa Menuju Kemerdekaan Indonesia

Nasional • 4 months ago

Serangkaian peristiwa mewarnai sejarah perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ada sederat kejadian yang mendukung Indonesia akhirnya bsia diumumkan menjadi negara merdeka.

Semangat perjuangan pahlawan Indonesia semakin memuncak ketika para tokoh pergerakan nasional mendengar apa yang sedang terjadi di Jepang saat itu. Dalam suasana perang dunia, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di wilayah Jepang tepatnya di Kota Hiroshima dan Nagasaki. 

Bom 'little boy' dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, kemudian bom kedua ‘fat man' dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Pengeboman yang dilakukan Amerika merupakan tindakan balasan karena Jepang menyerang pangkalan militer di Pearl Harbour. 

Serangan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki melemahkan kekuatan Jepang yang saat itu sedang agresif memperluas serangan mereka. Kejadian itu sangat berdampak besar terhadap Jepang dan membuat Jepang menyerah tanpa syarat. 

Namun, Jepang berusaha menutupi berita kekalahannya terhadap sekutu dan mereka berusaha mempertahankan daerah jajahan mereka. Meskipun sudah berusaha ditutupi, informasi mengenai kehancuran Jepang berhasil terdengar oleh salah satu tokoh golongan muda yaitu Sutan Sjahrir. 

Sutan Sjahrir segera mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun, pendapat dari para golongan muda ini nampaknya tidak disetujui. Akhirnya, golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. 

Soekarno-Hatta sengaja dibawa ke tempat tersebut agak tidak terpengaruh iming-iming pihak Jepang dan agar keduanya bisa dibujuk untuk seger memproklamirkan kemerdekaan. Setelah berdiskusi, Soekarno-Hatta setuju dan berencana akan mengumumkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. 

Setelah itu, Soekarno-Hatta sempat bertemu perwakilan Jepang yaitu Mayor Jenderal Otoshi Nishi-Mura untuk meminta kemerdekaan. Namun, perwakilan Jepang menolak dengan alasan bahwa Jepang sudah berjanji dengan sekutu untuk menjaga jajahannya termasuk Indonesia. 

Setelah Jepang menolak Proklamasi, Soekarno-Hatta dibantu Laksamana Tadashi Maeda yang pro dengan Indonesia, untuk menyusun teks Proklamasi di rumah Maeda. Achmad Surbardjo menyumbang kalimat utama, Mohammad Hatta menyumpang kalimat terakhir, Soekarno menulis teksnya lalu diketik oleh Sayuti Melik. 

Kemudian, Soekarno-Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, diikuti dengan pengibaran Bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat dan benderanya dijahit oleh Fatmawati. 

Menjajaki Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Menjajaki Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Nasional • 4 months ago

Museum Perumusan Naskah Proklamasi menjadi salah satu saksi bisu sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Gedung dengan luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi ini menyimpan sejarah panjang perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945. 

Pada awalnya, bangunan ini didirikan pada 1927 dan difungsikan sebagai kediaman resmi Konsulat Kerajaan Inggris. Bangunan ini dirancang oleh Arsitek Johan Frederik Lodewijk Blankenberg dengan gaya arsitektur art deco ala Eropa. 

Saat terjadi perang Pafisik, Jepak mulai masuk dan mengambil alih Indonesia. Pada masa itulah gedung ini dijadikan tempat tinggal oleh Laksamana Tadashi Maeda, dan dijadikan sebuah museum. 

Museum Perumusan Naskah Proklamasi memiliki empat ruangan. Ruangan pertama merupakan ruang yang menjadi tempat peristiwa bersejarah pertama dalam persiapan naskah Proklamasi Indonesia. 

Ruangan tersebut dijadikan sebagai ruang tamu sekaligus kantor oleh Maeda. Di ruangan itulah Soekarno, Hatta dan Ahmad Soerbardjo diterima oleh Laksamana Tadashi Maeda. 

Selanjutnya, ruangan kedua merupakan tempat dirumuskannya naskah Proklamasi. Di meja bundar ini, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo berdiskusi dalam merumuskan naskah Proklamasi. Di ruangan ini pula, teks proklamasi yang asli ditulis tangan oleh Soekarno dengan judul “Proklamasi”.

Ruang ketiga merupakan ruang di bawah tangga, tempat di mana Sayuti Melik mengetikkan naskah Proklamasi Indonesia dengan didampingi oleh B.M. Diah. Di dekat ruangan itu, terdapat sebuah piano yang menjadi tempat di mana Soekarno-Hatta menandatangani naskah Proklamasi Indonesia. 

Ruangan terakhir atau ruang pengesahan merupakan tempat disetujuinya konsep naskah Proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir. 

Perlu diketahui, museum ini mengusung konsep museum digital. Pengunjung bisa memindai gambar yang ada dengan menggunakan aplikasi. Kemudian gambar tersebut akan berubah menjadi video pemaparan terkait malam perumusan Proklamasi. 

Daftar Artefak Bersejarah Indonesia yang Dikembalikan oleh Belanda

Daftar Artefak Bersejarah Indonesia yang Dikembalikan oleh Belanda

Nasional • 5 months ago

Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945, kini Belanda mengembalikan ratusan benda peninggalan sejarah milik Indonesia. Pengembalian dilakukan pada Senin, 10 Juli 2023, di Museum Volkenkunde Leiden Belanda. 

Total barang bersejarah yang dikembalikan yakni 472 artefak. Berikut daftar barang bersejarah milik Indonesia. 

1. Keris Puputan Klungkung
2. 4 arca dari kerajaan Singasari, yaitu arca Durga, Mahakala, Nandishvara dan Ganesha. 
3. 132 benda seni koleksi Pita Maha Bali, seperti ukiran kayu, benda-benda perak dan tekstil. 
4. 335 harta karun dari Puri Cakranegara di Lombok pada 1894. 

Diketahui, proses repatriasi atau pengembalian sudah berlangsung sejak 1970 hingga 2023. Pada 1970, Belanda mengembalikan naskah Negarakertagama kepada mantan Presiden Soeharto. Kemudian pada 1977, Belanda mengembalikan 243 benda pusaka Lombok, lalu 

Lalu, Tongkat Kiai Cokro yang dulu dimiliki Pangeran Diponegoro juga dikembalikan pada 2015. Kemudian, 1.500 benda pusaka dari Museum Nusantara dikembalikan pada 2019. Dan keris Diponegoro dikembalikan pada 2020. 

Bedah Editorial MI: Benda Bersejarah Guru Kehidupan

Bedah Editorial MI: Benda Bersejarah Guru Kehidupan

Nasional • 5 months ago

Hari ini, pemerintah Kerajaan Belanda akan mengembalikan 472 objek benda budaya penting peninggalan sejarah kepada Indonesia, yang dibawa secara tidak sah dan diperoleh secara paksa atau dengan penjarahan selama masa kolonialisme.

Penyerahan benda-benda tersebut akan berlangsung di Museum Nasional Etnologi di Leiden, Belanda. Benda-benda budaya yang dikembalikan, antara lain 335 item harta karun Lombok, 4 arca Singasari, sebilah keris dari Klungkung, Bali, dan 132 benda seni rupa modern dari Bali yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha. Benda-benda tersebut selama ini menjadi koleksi Museum Nasional Kebudayaan Dunia di Leiden dan Rijksmuseum di Amsterdam, Belanda.

Ini memang bukan pertama kali Belanda mengembalikan harta karun Indonesia. Sebelumnya, pemerintah Belanda telah mengembalikan 1.500 benda budaya yang disimpan di Museum Prinsenhof di Delft. Belanda juga mengembalikan keris Pangeran Diponegoro saat kunjungan Raja Willem-Alexander dan Ratu Mazima pada 10-13 Maret lalu

Saat ini diperkirakan masih ada ratusan ribu benda budaya bersejarah yang disimpan di museum-museum ‘Negeri Kincir Angin’, seperti di Tropenmuseum, Amsterdam; Museum Volkenkunde, Leiden; dan Museum Afrika, Nijmegen.

Termasuk yang dituntut untuk dikembalikan oleh pemerintah Indonesia ialah tulang yang digali di Jawa pada abad ke-19 oleh ahli paleoantropologi Belanda Eugène Dubois, yang dikenal sebagai manusia Jawa. Jumlah tulang belulang yang disimpan di Museum Naturalis itu diperkirakan mencapai puluhan ribu. 

Mengapa pengembalian benda-benda bersejarah ini penting? Benda-benda bersejarah itu bukan hanya bagian dari masa lalu. Sejarah adalah guru kehidupan, historia vitae magistra, kata sejarawan dunia Herodotus. Kepulangan kembali benda-benda bersejarah tersebut merupakan bakal kekayaan dan khazanah budaya bangsa. Benda-benda sejarah tersebut juga bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan dan bukti nyata peristiwa sejarah yang terjadi di negeri ini bagi generasi mendatang. Lalu dari sisi ekonomi, kehadiran benda-benda peninggalan masa lampau bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Bagi bangsa sendiri, benda-benda bersejarah bisa menjadi pemersatu bangsa bahwa kita pernah dijajah dan bersatu untuk keluar dan merdeka dari penjajahan tersebut. Banyak benda bersejarah yang dibawa kabur ke Belanda merupakan kebanggaan identitas (pride identity), yakni simbol-simbol perlawanan melawan kolonialisme. Jangan sampai kebanggaan identitas bangsa itu disimpan di negeri orang. 

Namun, yang perlu pula diingat ialah semangat pengembalian benda-benda bersejarah tersebut juga harus diiringi dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, merawat, dan menjaganya. Benda-benda yang tak ternilai harganya itu jangan hanya teronggok menjadi benda-benda usang dan akhirnya lapuk dimakan usia. Saat ini, dari 196 ribu item koleksi di Museum Nasional, belum sampai separuh yang diidentifikasi asal-usulnya. Perlu diingat, tidak semua benda bersejarah yang dikembalikan memiliki catatan lengkap.

Sekembalinya ke Tanah Air, jangan sampai benda-benda sangat penting tersebut malah diabaikan, bahkan hilang dijarah. Ingat, Museum Nasional pernah dicuri. Sejumlah lukisan dan keramik kuno yang nilainya miliaran rupiah ternyata ada di luar negeri. Begitu juga kepala patung Buddha yang dipotong dari stupa Candi Borobudur, ternyata sudah disimpan di museum di luar negeri. 

Benda bersejarah tak sekadar benda masa lampau, tetapi bisa menjadi pelajaran membangun karakter bangsa, jati diri bangsa. Karena itu, kita jangan lalai menjaga guru kehidupan bangsa tersebut.

Belanda  Kembalikan 472 Artefak Bersejarah Milik RI

Belanda Kembalikan 472 Artefak Bersejarah Milik RI

Nasional • 5 months ago

Pemerintah Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang dirampas dari Indonesia selama masa kolonial. Serah terima ini dijadwalkan berlangsung hari ini, Senin, 10 Juli 2023. 

Dikutip dari laman pemerintah Belanda, penyebutan rampasan karena benda-benda itu dibawa secara tidak sah baik dengan paksaan maupun penjarahan. Keputusan ini diambil Sekretaris Negara Bidang Kebudayaan dan Media Kementerian Kebudayaan Negeri Belanda, Gunay Uslu. 

Serah terima akan diselenggarakan pada 10 Juli 2023 di Museum Volcan Kunde Leiden, Belanda. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud-Ristek, Hilmar Farid akan mewakili Indonesai untuk menerima benda-benda itu. 

Secara rinci 472 artefak yang akan dikembalikan, terdiri dari 335 harta karun lombok, 4 patung dari Singasari, satu keris dari Klungkung Bali dan 132 benda koleksi Pita Maha. 

Benda Bersejarah Guru Kehidupan

Benda Bersejarah Guru Kehidupan

Nasional • 5 months ago

Mahfud MD: Sisa Bangunan Rumah Geudong Aceh akan Dirawat

Mahfud MD: Sisa Bangunan Rumah Geudong Aceh akan Dirawat

Nasional • 5 months ago

Menko Polhukam Mahfud MD menjawab protes mengenai penghancuran sisa bangunan Rumoh Geudong, tempat pelanggaran HAM berat masa lalu di Pidie Aceh. Mahfud menyebutkan tidak ada bagian sisa bangunan yang dibongkar. 

Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi pada 1989 dan Komnas HAM baru memutuskan pada 2018 bahwa peristiwa di Rumah Geudong merupakan pelanggaran HAM berat. 

Selama tenggang waktu itu, masyarakat bersama pemerintah daerah mengurus Rumah Geudong. Mahfud mengatakan sisa bangunan itu akan dibiarkan, bahkan dua sumur di lokasi juga akan dirawat. 

Rumoh Geudong merupakan salah satu bukti sejarah pelanggaran HAM berat yang terjadi di Aceh pada masa pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) tahun 1989-1998. 

Rumoh Geudong yang pernah jadi markas pejuang kemerdekaan di masa kolonial kini sudah hancur. Selain pembakaran pada 1998, tembok yang tersisa juga dihancurkan satu pekan sebelum acara peluncuran program penyelesaian pelanggaran HAM yang dihadiri Presiden Joko Widodo pada 27 Juni 2023. 

Pemerintah setempat berdalih penghancuran sisa bangunan markas tentara itu adalah agar generasi mendatang tidak menyimpan dendam peristiwa di masa lalu. Sejumlah aktivis HAM justru menilai eksistensi Rumoh Geudong bermanfaat agar tidak lagi terjadi peristiwa serupa.

Osing, Masyarakat Jawa Kuno Banyuwangi

Osing, Masyarakat Jawa Kuno Banyuwangi

Nasional • 6 months ago

Suku Osing atau Jawa Osing adalah penduduk asli Banyuwangi, yang berasal dari masyarakat Jawa kuno. Bahasa mereka memiliki pengaruh Bali dan Madura, menunjukkan kawasan bagian Selatan Jawa Timur ini mewariskan peninggalan era kerajaan Blambangan maupun Majapahit. 

Mengenal Sejarah Uzbekistan di Kota Khiva

Mengenal Sejarah Uzbekistan di Kota Khiva

Internasional • 6 months ago

Kota Khiva menjadi salah satu tujuan wisata di Uzbekistan. Di Khiva wisatawan dapat mengenal sejarah dan kehidupan terdahulu di Uzbekistan, melalui beberapa bangunan, museum madrasah dan jejak peninggalan yang masih tersimpan rapi. 

Bahkan, UNESCO menetapkan Khiva sebagai salah satu situs warisan dunia. Lokasi yang telah menjadi tujuan wisata bersejarah ini, sangat memungkinkan wisatawan untuk berfoto di beberapa spot cantik sambil mempelajari cerita lampau kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. 

Dahulu, terdapat beberapa madrasah yang digunakan untuk belajar. Di salah satu museum madrasah ini, wisatawan dapat melihat patung dari sejumlah tokoh yang berjasa. 

Tokoh tersebut adalah Muhammad Amin Inaq Avitsenna yang berjasa di bidang kedokteran. Al Xorazmiy di bidang astronomi, Mahmud Zamahshari tokoh sastra Arab dan Abu Rayhon tokoh bidang matematika, fisika dan astronomi. 

Beberapa buku peninggalan mereka juga masih tersimpan rapi di museum tersebut. Selain itu, terdapat ruang-ruang kecil yang dulu digunakan untuk belajar dan menimba ilmu. 

Selain itu, ada pula bangunan Istana Tash Khauli yang kini menjadi museum yang menyimpan kisah kehidupan masyarakat pada 1830-1838. Di tempat tersebut juga terdapat perkampungan, ruang pengadilan serta kamar bagi raja. Menariknya, wisatawan dapat melihat Yurt Camp atau rumah khas masyarakat terdahulu. 

Melihat Koleksi Peninggalan Uni Soviet di Museum Savitsky

Melihat Koleksi Peninggalan Uni Soviet di Museum Savitsky

Internasional • 6 months ago

Museum Savitsky Uzbekistan bisa menjadi referensi berwisata sejarah dan seni. Museum ini mengajak para pendatang untuk kembali ke masa lampau, mengenal masyarakat Uzbekistan jaman dulu melalui lukisan, pakaian, perhiasan, dan barang seni lainnya. 

Museum Savitsky adalah museum terbesar kedua di dunia yang menyimpang barnag peninggalan jaman Uni Soviet. Ada berbagai lukisan, baju tradisional, perhiasan, dan koleksi lain yang menceritakan tradisi masyarakat setempat. Museum ini meiliki koleksi sekitar 50 ribu lukisan.

Lukisan di museum ini menceritakan berbagai kisha seperti keseharian penduduk Uzbekistan, termasuk kisah tentang Aral Sea di jaman dahulu ketika Aral Sea masih dipenuhi air dan berfungsi sebagai pelabuhan. 

Di museum ini juga, ada koleksi baju-baju tradisional penduduk setempat. Melalui warna dan motif baju, kita dapat mengetahui kisaran usia si pemakaiannya. Para remaja da anak muda biasanya akan memakai baju dengan motif yang lebih ramai. Namun, untuk orang dewasa akan mengenakan baju dengan motif yang lebih sederhana. 

Museum Savitsky dapat dikunjungi setiap Selasa-Minggu pukul 09.00 - 18.00. Setiap pengunjung akan dikenai tiket masuk UZS80 ribu atau Rp100 ribu. 

Melihat Keteladanan Bung Hatta

Melihat Keteladanan Bung Hatta

Nasional • 6 months ago

Mundurnya Bung Hatta sebagai wakil presiden sempat menggemparkan sejarah.
Ketidaksepahaman dengan Kabinet Soekarno dan kepentingan masyarakat yang sering kali terbenturkan dengan kekuasaan menjadi alasan utama kemundurannya.

Bung Hatta selalu mengajarkan putri-putrinya untuk selalu bersikap jujur dan bijak kepada siapa pun. Bagaimana kisah masa lalu Bung Hatta?

Mengenal Gedung Pancasila

Mengenal Gedung Pancasila

Nasional • 6 months ago

Berdasarkan beberapa literatur, gedung Chuo Sangi In yang terletak di kompleks Kemenlu RI di Jakarta Pusat dibangun pada tahun 1830. 

Dahulu, di gedung ini para pemimpin bangsa telah mengambil keputusan bersejarah yang sangat penting pada bulan Mei, Juni dan Juli 1945, yakni secara sepakat menentukan dasar negara yang akan dijadikan landasan bagi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu Pancasila. 

Kini, gedung tersebut sering menjadi lokasi penyelenggaraan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, serta sering digunakan untuk berbagai kegiatan internasional.

Sejarah Hong Kong dalam Bidikan Fotografer James Chung

Sejarah Hong Kong dalam Bidikan Fotografer James Chung

Internasional • 7 months ago

Lalu lintas di Pasar Lama Hong Kong, pelayan dengan kepang rambut panjang di Jalan Chun Yeung di North Point, cahaya dan bayangan di bangunan-bangunan hunian awal. Foto-foto hitam putih tersebut mengabadikan wajah Hong Kong kuno di abad terakhir lewat cahaya dan bayangan. 

Pada pertengahan abad ke-20, fotografi belum semaju sekarang dan hanya sedikit foto-foto lama yang masih tersisa. Sebagian besar foto-foto lama Hong Kong yang tersedia di pasar saat ini adalah hasil karya beberapa fotografer terkenal pada masa itu, yakni James Chung Man-lurk, Fan Ho, Yau Leung dan Chan Chik. 

James Chung adalah yang pertama kali terjun ke dunia fotografi dan karyanya sangat banyak. Di masa mudanya, James Chung meninggalkan kampung halamannya di Xinhui, Provinsi Guangdong, dan pergi ke Hong Kong untuk berguru kepada seorang pelukis. 

Belakangan itu, Chung mulai melukis iklan di bioskop. Setelah lama bersentuhan dengan film, Chung pun mulai tertarik pada fotografi. Ia turun ke jalan dengan membawa kamera untuk mengabadikan berbagai situasi sosial.

Selama beberapa dekade terakhir, Chung telah mengumpulkan banyak karya dengan fokus utama pada pemandangan jalanan Hong Kong era 1950-an dan 1960-an, para pekerja kerah putih, serta kehidupan warga biasa.

Setelah James Chung pensiun pada tahun 1991, sang anak yakni Stanley pun mengambil alih bisnis studio foto sang ayah. Lebih dari 12.000 foto lama yang telah dicetak, serta sejumlah besar negatif film berharga. 

Sejak saat itu, menyortir dan mencuci negatif film peninggalan sang ayah di studio menjadi pekerjaan terpenting Stanley setiap hari. Melalui proses pencucian negatif film di kamar gelap, cahaya dan bayangan lebih dari setengah abad silam pun muncul secara bertahap muncul.

Meski teknologi fotografi terus mengalami perkembangan dari hari ke hari, menurut Stanley keterampilan fotografi film warisan sang ayah lebih memiliki ketulusan dan pengabdian yang tak tergantikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, selain mengambil foto di pelosok Hong Kong, Stanley Chung juga telah menggelar pameran karya ayahnya di berbagai tempat, serta membuka workshop seputar teknik fotografi dan cuci cetak film agar generasi muda Hong Kong dapat lebih mengenal sejarah fotografi dan wajah Hong Kong di masa lalu.

Gedung Kantor Pos Bersejarah di Manila Terbakar

Gedung Kantor Pos Bersejarah di Manila Terbakar

Internasional • 7 months ago

Kebakaran besar menghanguskan kantor pos bersejarah di Ibu Kota Filipina, Manila, Senin (22/5/2023) waktu setempat. Lebih dari 80 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan gedung pos yang berusia puluhan tahun tersebut.

Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu lebih dari tujuh jam memadamkan api. Seorang sukarewalan diketahui mengalami luka ringan. Petugas masih menyelidiki penyebab kebakaran gedung pos bersejarah di Manila. Kebakaran mengakibatkan ribuan surat-surat, dan seluruh koleksi perangko hangus terbakar.

Manila Central Post Office dibangun pada 1926, kantor pos ini juga pernah hancur pada perang dunia ke-2. Manila Central Post Office kembali dibangun kembali pada 1946.

Pada 2018, Filipina mendeklarasikan Manila Central Post Office sebagai museum nasional Filipina, dan sebagai aset negara.

Makam Kuno Ditemukan Tak Sengaja di Konstruksi

Makam Kuno Ditemukan Tak Sengaja di Konstruksi

Internasional • 7 months ago

Menurut laporan, sebuah makam kuno ditemukan secara tidak sengaja saat pembangunan lokasi konstruksi di Jalan Beibin, Distrik Jiangbei pada pertengahan April 2023. Pihak berwenang setempat segera mengambil tindakan perlindungan sementara.

Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Kota Chongqing mengirimkan tim arkeologi untuk menggali dan membersihkan makam kuno tersebut. Penanggung jawab proyek sekaligus wakil direktur dan wakil kurator penelitian Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Chongqing, Wang Wei mengatakan, makam tersebut belum terjamah oleh pencuri, sebuah hal yang jarang terjadi pada makam arkeologi tebing yang memiliki nilai sejarah serta warisan budaya yang tinggi.

Saat ini sebanyak 56 artefak termasuk patung-patung hewan telah berhasil digali dari makam tersebut. Selanjutnya, Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Chongqing akan melakukan restorasi dan penelitian secara sistematis terhadap artefak-artefak yang digali dari makam tersebut, untuk mendapatkan lebih banyak informasi serta membuat terobosan dan kemajuan baru.

Jejak 200 Tahun Gedung Batu Huang Su di Fujian

Jejak 200 Tahun Gedung Batu Huang Su di Fujian

Internasional • 7 months ago

Di Distrik Quangang, Quanzhou, Provinsi Fujian, yang merupakan kampung halaman bagi banyak orang Tionghoa perantauan, terdapat sebuah “Tulou” (bangunan berbentuk bulat) dari batu murni yang sempat rusak setelah berdiri selama lebih dari 200 tahun. Saat ini Gedung Batu Huang Su telah selesai direnovasi dan kembali menampakkan bentuk aslinya. 

Gedung Batu Huang Su dibangun pada 1741 oleh seorang pria bernama Huang Shousu dan putranya Huang Tangguan selama lebih dari 30 tahun. Gedung batu tersebut memiliki tinggi 9,4 meter, panjang 20,8 meter, dan lebar 20,8 meter, terdiri dari 3 lantai dengan atap datar persegi.

Akibat minimnya kesadaran akan perlindungan bangunan, Gedung Batu Huang Su ambruk pada 1978 dan sebagian besar bangunan pendukungnya rusak. Pada 1996, penduduk desa setempat secara spontan mengorganisir kelompok manajemen perlindungan peninggalan budaya untuk melindungi gedung batu tersebut. 

Gedung Batu Huang Su dinilai sebagai unit perlindungan peninggalan budaya Provinsi Fujian angkatan ke-6 pada 2005. Tim pengelola perlindungan peninggalan budaya itu masih ada hingga sekarang. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah mengerjakan perbaikan dan perlindungan gedung batu tersebut.

Desa Qianhuang, yang terpilih sebagai desa tradisional Tiongkok angkatan ke-6, masih mempertahankan sejumlah besar bangunan kuno di Fujian selatan. 

Sebuah jalan tua di Qianhuang telah menyaksikan kejayaan masa silam dan ada banyak cerita tentang pejabat yang baik serta warisan pendidikan yang tersimpan di jalan-jalan maupun gang-gang.