Manager Corcom PT KCIC, Emir Monti mengatakan progres pembangunan Stasiun Halim telah mencapai 92%, sedangkan keseluruhan proyek KCJB telah mencapai 91%. Rencananya pada Agustus akan dilaksanakan soft launching.
Emir Monti memaparkan pihak KCIC telah melakukan uji coba kecepatan kereta sejak Mei secara bertahap dengan kenaikan 20 km/jam, mulai dari 60 km/jam hingga 180/km, dan pada Juni akan naik ke 220 km/jam, pada Juli kecepatan akan mencapai 385 km/jam, namun kecepatan operasional maksimal hanya 350 km/ jam.
Untuk harga tiket, Emir mengaku belum bisa membocorkannya karena sedang berkordinasi bersama stakeholder terkait.
Menurut informasi, sebelas rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) KCJB telah tiba di Indonesia, tiga rangkaian masih dalam proses pengangkutan ke Depo Tegalluar dari Pelabuhan Tanjung Priok, sementara unit kereta diharapkan akan tiba pada akhir Juni.
Emir menambahkan masa pengenalan operasional KCJB akan diterapkan pada Agustus hingga September, dan akan bisa dinikmati oleh umum pada Oktober 2023. Nantinya akan tiga kelas, yaitu premium ekonomi, business class dan first class.
Sementara itu, GM Property PT KCIC, Devin Pranata mengatakan bahwa pihaknya juga merangkul UMKM, dan akan memilih sebanyak 50 dari 70 tenant berkualitas untuk berdagang di Stasiun Halim, mulai dari tenant F&B hingga komestik.
Untuk memudahkan para penumpang, KCJB akan terintergrasi dengan LRT melalui sky bridge, dan juga ada kereta feeder dari Stasiun KA Padalarang, Kabupaten Bandung barat dan Stasiun KA Bandung Kota, yang dapat ditempuh hanya dalam 18 menit.
