Gubernur Papua Barat Daya Bantah Aktivitas Tambang Nikel Rusak Raja Ampat

10 June 2025 10:50

Raja Ampat: Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu menegaskan bahwa isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat adalah tidak benar. Ia menyebut kabar tersebut sebagai berita bohong yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Pernyataan itu disampaikan Elisa usai meninjau langsung lokasi tambang bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Menurutnya, kegiatan tambang yang dijalankan oleh PT GAG Nikel telah mengikuti aturan yang berlaku dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
 

Baca Juga: Jangan Pilih Kasih, Menteri ESDM Diminta Tindak Tegas Semua Perusahaan Tambang yang Melanggar

“Jadi amanlah. Info yang berkembang di media itu tidak benar. Kami lihat laut masih biru. Mereka juga memenuhi kewajiban mereka. Ada reklamasi dan ada penghijauan. Jadi semua masih baguslah, khusus untuk pulau ini,” ujar Elisa Kambu dikutip dari Metro Pagi Primetime Metro TV pada Selasa, 10 Juni 2025.

Gubernur Elisa juga menilai kinerja PT GAG Nikel cukup baik. Dibuktikan dengan adanya upaya reklamasi dan reboisasi di kawasan tambang. Ia menegaskan bahwa perusahaan telah menjalankan kewajiban lingkungan sesuai regulasi yang ditetapkan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke tambang nikel milik PT GAG Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, pada Sabtu, 7 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan pasca penghentian sementara operasional tambang tersebut. 

Bahlil mengatakan tinjauan ke Pulau Gag tersebut untuk melihat situasi operasi tambang tersebut dan menindaklanjuti keresahan publik atas dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.

"Saya datang ke sini untuk melihat langsung kondisi di lapangan dan mendengar masukan dari masyarakat," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 8 Juni 2025.

Menteri ESDM menegaskan kedatangannya ke Pulau Gag bukan semata kunjungan seremonial, melainkan untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan objektif mengenai kondisi riil di lapangan. Merujuk pada laporan Greenpeace, lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi di pulau tersebut terancam rusak akibat aktivitas tambang.

"Saya juga ingin memastikan secara objektif apa yang sebenarnya terjadi. Nantinya, hasil pengecekan akan dianalisis oleh tim Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM," ujar Bahlil. 



(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)