Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal tarif balasan mulai memunculkan masalah pada distribusi logistik. Penurunan volume diperkirakan bisa mencapai 20% jika perang tarif berlanjut pada paruh kedua 2025.
Salah satu yang merasakan dampak adalah Pelabuhan Long Beach di kawasan California Selatan. Sebagai pelabuhan peti kemas terbesar di Amerika Serikat, sejauh ini sudah ada 17 kapal peti kemas yang membatalkan rencana dock cargo mereka pasca pengumuman tarif Trump.
CEO Pelabuhan Long Beach Mario Cordero menyatakan pengurangan distribusi akan semakin bertambah jelang Mei mendatang. Konsekuensinya akan ada potensi kehilangan pekerjaan, pengangguran meningkat, hingga belanja konsumen yang berkurang.
Trump Tinju Balik Tiongkok dengan Tarif Impor 245%
Terbaru, Gedung Putih mengancam akan menaikkan tarif impor barang-barang dari
Tiongkok hingga mencapai 245 %, sebagai tanggapan atas aksi balasan Beijing terhadap kebijakan dagang Presiden Donald Trump. Ancaman ini diumumkan pada Rabu, 16 April 2025, sebagaimana dilaporkan RBC-Ukraine dan lembar fakta resmi Gedung Putih.
"Tiongkok sekarang menghadapi tarif hingga 245% untuk impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan balasan mereka," mengutip pernyataan Gedung Putih pada Rabu, 16 April 2025.
Gedung Putih menekankan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi "America First" yang diinisiasi Trump sejak hari pertama menjabat kembali sebagai presiden. Dalam pernyataan itu juga dijelaskan bahwa Trump sebelumnya telah menetapkan tarif tambahan sebesar 20% terhadap produk asal Tiongkok, dan kemudian menaikkannya lagi sebesar 34% setelah Tiongkok menerapkan langkah balasan.
"Pada Hari Pembebasan (2 April), Presiden Trump memberlakukan tarif 10% terhadap semua negara dan tarif lebih tinggi secara individual kepada negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar dengan AS," tulis pernyataan Gedung Putih.