28 May 2025 10:45
Guna memperkuat pengembangan industri nikel nasional yang berkelanjutan sekaligus memajukan pendidikan tinggi bidang mineral dan teknologi, Universitas Hasanuddin (Unhas) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Vale dan Huayou. MoU itu juga sejalan dengan program pemerintah dalam rangka mengakhiri ekspor bahan mentah dan memperkuat hilirisasi mineral.
Universitas Hasanuddin menandatangani MoU dengan PT Vale Indonesia Tbk dan Huayou di hall Taman Antarbangsa TPT Vale Sorowako, Sulawesi Selatan, Selasa, 27 Mei 2025, siang. Penandatanganan MoU itu menjadi tonggak penting dalam memperkuat kemitraan strategis antara akademisi dan pelaku industri nikel terbesar di Indonesia.
Melalui kerja sama yang terpadu, Unhas PT Vale, dan Huayou berkomitmen menghadirkan sumber daya manusia unggulan dan teknologi inovatif.
Direktur Proyek Pengembangan CGPO PT Vale Indonesia Muhammad Asril menjelaskan bahwa MoU ini sejalan dengan program pemerintah dalam rangka mengakhiri ekspor bahan mentah dan memperkuat hilirisasi mineral.
"Kita sudah memulai hilirisasi sejak tahun 1978 semenjak kami berdiri. Pengejawantahan ini adalah nilai-nilai yang kami anut bahwa masa depan itu ada di sumber daya mineral. Tidak ada masa depan tanpa pertambangan dan tidak ada pertambangan tanpa memikirkan masa depan," kata Asril dikutip dari Metro Pagi Primetime, Metro TV, Rabu, 28 Mei 2025.
"Tentu ada tiga pilar utama yaitu sumber daya alam dengan pengolahan yang bertanggung jawab, inovasi, dan teknologi. Kita tidak akan menyelesaikan hilirisasi tanpa ada teknologi dan inovasi. Dan yang ketiga adalah sumber
daya manusia dari institusi pendidikan," tambahnya.
Baca: Indonesia Dorong Ketahanan Ekonomi dan Transisi Energi Hijau di ASEAN |