Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menyebut Indonesia siap mengirim puluhan ribu pasukan perdamaian ke Gaza sebagai bagian dari mandat PBB, sekaligus mendukung perjanjian perdamaian yang disahkan di KTT Sharm el-Sheikh.
TNI telah menyiapkan kekuatan kesehatan, konstruksi, dan logistik, sambil menunggu mandat final DK PBB. Namun MUI mengingatkan pemerintah agar tetap waspada terhadap potensi manuver AS dan Israel.
Perjanjian perdamaian Jalur Gaza
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama kepala negara-negara mediator mengesahkan dokumen terkait perjanjian perdamaian di jalur Gaza. Kesepakatan ini menjadi jalan terbuka di kawasan Timur Tengah yang damai. Mereka mendatangani dokumen di Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian 2025 di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada 13 Oktober 2025.
Berdasarkan kesepakatan tersebut Indonesia siap mengirim puluhan ribu pasukan perdamaian untuk menjaga perdamaian dunia, termasuk Gaza.
"Indonesia memiliki rekam jejak kuat dalam peacekeeping operations dan siap mendukung pembentukan International Security Foce (ISF) yang baru saja disahkan DK PBB. Namun langka tetap menunggu arahap Presiden," kata Kepala Biro Informasi Pertaanan Kemhan Kolonel (Arm) Rico Sirait.
Operasi perdamaian dunia
Misi perdamaian pertama dikirimkan pada 1957 ke Mesir dengan kekuatan 599 personel. Indonesia ikut berpartisipasi mengirimkan pasukan perdamaian PBB di Kongo pada 1960-61. Sejak saat itu Indonesia telah banyak mengirimkan pasukan perdamaian. Terakhir pada 2025, 180 prajurit Satgas Kizi Garuda ke Afrika Tengah.
"Mabes TNI akan melakukan seleksi akhir jika mandat resmi dari DK PBB telah ditetapkan. Saat ini tahapannya masih sebatas kesiapsiagaan berjenjang di tiap matra," kata Kapuspenkum Mabes TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardiansyah.
Sumber: Redaksi Metro TV
Streaming